Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Menjemput mimpi di Mahameru #2

“RANU KUMBOLO” Tepat jam 11 siang kami memulai pendakian menuju Ranu kumbolo, sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan indah, jalur terbilang landai, walaupun agak melelahkan. Dari pos satu hingga pos empat banyak warung yang berjejer menjajakan makanan, sangat menggoda, apalagi semangka. Jam setengah 5 Ranu kumbolo sudah mulai terlihat dari kejauhan, kami berfoto-foto, jalan lagi hingga tiba menjelang magrib. Disana sudah banyak tenda tersusun, kami mendirikan tenda, memasak dan tidur-tiduran sebentar. Malamnya cuaca sangat mendukung, kami menikmati cahaya bulan purnama dan ribuan bintang di atas ketinggian 2.600an Mdpl. Setelah beres membuat kopi, kami kedatangan tamu dari tenda sebelah, anak asli malang yang ramah. saya juga sempat mengobrol dengan penjaga toilet di Ranu Kumbolo, ya disana ada toilet yang sekali masuknya mesti membayar Rp5.000, di depan api unggun kami bercerita banyak tentang desa sekitar, ada juga Fadli dan Parlih pendaki asal Bogor dan Jakarta yang ik

Menjemput mimpi di Mahameru #1

“LANGKAH” Ketika saya menerima pesan dari seorang kawan yang mengajak mendaki Gunung Semeru bersama beberapa teman orang lainnya, saya tidak berpikir panjang dan langsung mengiyakan ajakan. Kapan lagi bisa mendaki ke puncak tertinggi pulau jawa, disamping itu Semeru juga merupakan gunung yang sudah saya idam-idamkan sejak sekolah menengah atas. Katanya kami akan berangkat seminggu setelah lebaran idul fitri. Jarak dari Bengkulu menuju Malang sangat jauh, ada banyak alternatif transportasi, tapi saya memilih naik bus hingga sampai ke Jakarta, setelahnya melanjutkan perjalanan menumpang kereta. Sembari menunggu waktu yang masih satu bulan lagi, saya mulai menghitung dana yang mesti dipersiapkan, kira-kira Rp. 2.000.000 untuk biaya perjalanan dan makan. “MENABUNG” Dua minggu sebelum keberangkatan saya menerima gaji dari hasil kerja saya menjadi petugas pemilu, ditambah gaji dari sekolah, Hasilnya terkumpul Rp. 2.500.000. Saya juga menyiapkan dana tak terduga jika seandainya terjadi h

Ditinggal Menikah

Ditinggal Menikah   Awalnya, aku tidak meyangka akan ditinggal menikah oleh seseorang yang aku kagumi, seseorang yang sudah berulang kali aku sia-siakan, hingga akhirnya pergi meninggalkan. Jika ditelisik, banyak sekali kesalahanku yang harusnya membuat ia marah, ternyata itu tidak ia lakukan, musabab ia adalah perempuan yang luar biasa, wajar saja banyak lelaki yang mengejarnya. Kupikir, aku dan dia masih akan bisa melanjutkan perjalanan ini, memperbaiki semua yang telah rusak, namun sejurus kemudian, aku dapati sebuah surat undangan yang menghampiriku, sedikit sakit ketika melihatnya, namun dengan penuh kedewasaan, akhirnya aku turut mendoakan yang terbaik untuk ia dan laki-laki pilihanya. Aku senang ketika melihat ia sekarang sudah hidup bahagia bersama laki-laki pilihannya, Dulu, aku sempat berat untuk melupakan, namun seiring berjalannya waktu, aku akhirnya berhasil untuk mengikhlaskan Di masa lalu, aku begitu suka ketika bisa menatap matamu diam-diam, kau yang menyad

Lima Puluh Satu

Epilog Akhirnya waktu benar-benar memudarkan kita, membuatku tidak lagi memikirkanmu, di sini aku sudah menjalani hidupku dengan bahagia, hal berbeda dengan apa yang kau rasakan disana, aku dapati kabar jika kau sedang sibuk mengemas luka, merajut asa untuk kembali merasakan bahagia, sebab ia yang telah kau percayakan untuk menjaga hatimu, ternyata pergi meninggalkanmu. Aku berterima kasih banyak padamu, sebab kau yang dulu berulang kali melukaiku, berhasil mengantarkanku pada hal yang sudah aku impikan sejak dulu, aku membuat sebuah naskah yang bercerita tentang kisah kita, dan beruntungnya diterima oleh salah satu penerbit, sehingga kisah kita yang tidak lagi bermakna, menjadi suatu hal yang penuh makna. Aku harap, setiap orang yang membaca kisah kita, mereka bisa belajar, sehingga tidak melakukan hal yang sama dengan apa yang pernah kau lakukan, menyia-nyiakan seseorang yang sangat menyanyangi, demi seseorang yang tidak pernah bersungguh-sungguh untukmu, dan semoga juga be

Lima Puluh

Terima kasih Untuk Semuanya Aku pernah berada di masa-masa yang begitu menyedihkan, sebelum kau datang untuk membantuku menghapuskan kesedihan itu, Aku pernah berada di kondisi yang sangat terpuruk, sebelum kau datang untuk membawaku bangkit dari keterpurukan, Aku pernah merasakan berada di titik paling bawah dalam hidupku, sebelum kau datang untuk mengajarkanku caranya bangkit untuk melanjutkan kehidupan, Terlepas dari segala perlakuan buruk yang kau lakukan padaku, atau mungkin bukan perlakuan buruk, mungkin karena aku saja yang belum bisa membuatmu menjadi baik, aku berterima kasih banyak karena telah membuatku belajar banyak dalam kehidupanku, kau memang berulang kali menjatuhkanku, namun kau juga lah orang yang membangkitkanku di saat aku jatuh. Entahlah aku sendiri juga tidak tahu, perasaan semacam apa yang aku miliki padamu, yang rela membuatku kehilangan seseorang yang sangat mencintaiku, demi mendapatkanmu yang jelas-jelas tidak pernah mendambakan kehadiranku, dalam

Empat Puluh Sembilan

Surat terakhir untukmu Ada yang tidak lengkap rasanya, jika aku tidak memberi kenang-kenangan untuk perpisahan kita, maka izinkan aku untuk memberi sebuah persembhan untukmu, aku merangkai tulisan sejak kita masih sedekat nadi, sebelum akhirnya sejauh matahari, tentang kita, tentang aku, tentang kau, dan tentang segala keadaan yang pernah kita lalui. Kau adalah salah satu hadiah terindah dari sang empunya semesta, hadiah yang akan selalu terkenang hingga aku dimakan usia. Berawal dari kedatanganmu yang tidak pernah aku duga sebelumnya, hingga berakhir dengan cara yang aku anggap luarbiasa, sebuah pertemuan kala itu, mataku dan matamu beradu tatap diantara guyuran hujan yang jatuh ke bumi, tanganku mengenggam tanganmu, mulutku mengucap sebuah kalimat yang membawa kita pada kedekatan. Sejak pertemuan itu, hari-hariku diisi dengan memikirkanmu, tidak terasa hari berganti hari, kamu dan aku semakin dekat, segala tentangmu semakin pekat dalam ingat, rasa nyaman tidak bisa lagi dip

Empat Puluh Delapan

Menjalani hari tanpa kehadiranmu Di kota ini, setiap sudutnya membawaku pada kenangan-kenangan tentangmu, kenangan tentang hujan dan basah kuyubnya,  angkot dengan terminalnya, sejuk dangan senyumanya, marah dengan manjanya, jarak dengan rindunya, sore dengan perpisahannya, mati aku dikoyak rindu tentangmu. Selepas kepergianmu, hari-hariku tetap berjalan seperti biasanya, tidak seburuk yang pernah aku rasakan seperti sebelumnya, aku menjalani hari-hariku dengan baik-baik saja, waktu benar-benar memudarkan segala luka yang pernah aku rasa, walaupun itu tidak pernah berjalan dengan mudah, butuh proses yang sebagian orang tidak bisa melaluinya, hingga berujung pada kegagalan memperbaiki rasa. Aku tidak pernah benar-benar bisa melupakan segala yang pernah kita lalui, tidak pernah mudah melupakan sesuatu yang telah banyak memberikan warna, aku hanya belajar untuk mengikhlaskan kepergianmu, sementara melupakanmu adalah sebuah kemustahilan yang tidak akan pernah bisa aku lakukan, kecu

Empat Puluh Tujuh

Aku yang memilih pergi Ada yang mati-matian merawat perasaanya agar tetap tumbuh, padahal hari-hari ia diabaikan, ada yang terus menerus mengejar untk mendapatkan, padahal ia sadar bahwa pintu hati untuknya tidak pernah terbuka lebar, aku hanya meyakini bahwa dari setiap kegagalan, akan tersimpan sebuah keberuntungan, namun sudah dua kali aku temui kegagalan, haruskah aku mencoba sekali lagi untuk mendapatkan sebuah keberuntungan? Beberapa orang benci ketika dihadapkan dengan perpisahan, benci karena harus terisolasi oleh waktu, benci karena harus berdamai dengan masa lalu, benci ketika hujan turun, yang membuat suasana menjadi sendu, tapi bukankah perpisahan membuat kita belajar untuk lebih baik kedepannya, belajar dari cinta yang salah, belajar dari luka yang menumpahkan air mata, hingaa menjadi seorang pribadi yang jauh lebih dewasa. Pada akhirnya aku memilih mundur secara perlahan dalam perjuangan ini, dengan berat hati aku membiarkan segala harapan untukmu mati, dengan ket

Empat Puluh Enam

Dan aku menerima kenyataan yang ada Kau benar-benar tidak bisa ditebak, kemarin kau membuatku merasa sebagai orang yang paling kau butuhi, sebagai orang yang kau jadikan rumah, namun sekarang kau membuatku harus berpikir, siapa aku sebenarnya untukmu? Atau sebenarnya memang kau hanya menganggap aku benar-benar biasa, mungkin kesalahanku adalah terlalu menjadi perasa untukmu. Malam ini ketika aku melihat sinar cahaya bintang gemerlap yang menyinari setiap sudut langit, sembari menayangkan segala peristiwa yang pernah aku lalui bersama kau selama ini, bukan untuk bersedih melainkan untuk aku jadikan pelajaran di waktu-waktu ke depan. Setelah peristiwa panjang ini, aku benar-benar menyadari  bahwa cinta bukan sekedar soal memaafkan, cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya, cinta adalah harga diri, cinta adalah rasionalitas yang sempurna. Awalnya aku memahami bahwa cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, sesuatu yang tidak butuh penjelasan, hal yang

Empat Puluh Lima

Tidak Jauh berbeda Aku tahu bahwa sulit sekali melupakan kita yang dulu, namun itu hanya untukku sendiri, sedangkan kau begitu mudah melupakannya, kita yang dulu pernah ada, pernah menjalani hari bersama-sama meski tanpa nama. Kau tahu? yang tersulit bagiku bukanlah untuk mengucapkan selamat tinggal, tapi membereskan segala kenangan tentang kau yang masih tertinggal, dan aku harus terbiasa melewati tempat yang dulu pernah menjadi tujuan favorit kita, tempat yang pernah kau dan aku ada. Apa yang kau lakukan untuknya sekarang adalah hal yang pernah sangat aku dambakan sejak dulu, menjadi pemilik sah dirimu satu-satunya adalah hal yang pernah sangat aku inginkan kala itu, orang yang sekarang senantiasa menemani kemanapun langkahmu tertuju, adalah orang yang berhasil mendapatkan cita-citaku sejak dulu. Kau yang dulu aku impikan, malah dia yang menggapai mimpiku, aku yang sangat berharap bisa berada di sebelamu, malah ia yang kau pilih untuk menjadi penuntunmu, segala hal yang

Empat puluh empat

Patah Hati Terhebat Selamat tinggal aku ucapkan, berbahagialah dengan ia yang menjadi pilihanmu, jaga dia dengan sebaik-baiknya agar tak ada lagi kehilangan, katakan apa saja yang ingin kau katakan padanya, agar tidak ada lagi kesalahpahaman, ungkapkan apa saja yang ingin kau ungkapkan, agar ia menjadi seperti yang kau harapkan, mungkin seharusnya kau tidak hadir lagi, kalau kemudian kembali pergi. Dalam senyap, kau adalah orang yang paling aku rindukan, namun kita dipisahkan oleh sebuah keadaan, keadaan kau yang sudah bersamanya, sementara aku dalam keadaan tidak dengan siapa-siapa, dalam diam, kau adalah orang yang paling aku idam-idamkan, memendam, namun tak pernah punya kesempatan untuk aku dapatkan, dalam hening, kau adalah orang yang paling sering hadir di tengah hiruk pikuk bising, walau sekarang kita sudah menjadi sepasang orang asing. Setiap manusia pasti punya kesabaran, begitu pun yang aku miliki dengan segela keterbatasanya, dan sekarang aku sudah melampui batasn

Empat Puluh Tiga

Dia, yang datang secara diam-diam Kalau seandainya perpisahan bisa direncanakan, tentu aku akan mempersiapkan segala perencanan sebelum kita berpisah, jika seandainya putusnya sebuah hubungan bisa diprediksi, tentu akan kupersiapkan segala hal agar aku tidak merasakan sakit hati, namun hidup adalah keseluruhan tanda tanya yang tidak pernah kita ketahui kedepan nya, kita hanya harus berjalan, menghadapi segala yang telah terjadi dengan lapang dada, mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang tercipta. Satu hal yang tidak pernah aku persiapkan sebelumnya, bahwa akan ada seseorang yang datang untuk merebutmu dariku, tidak pernah terbayangkan sedikit pun olehku sebelumnya, bahwa di antara kau dan aku, ada seseorang yang diam-diam menyelinap masuk ketika kau merasa kecewa, ada seseorang yang telah datang memperkeruh suasana, ia datang mengambil kesempatan, mencoba bersikap bijaksana atas segala masalah yang tercipta, menghadirkan sebuah bencana diantara rencana. Sebenarnya aku tid

Empat Puluh Dua

Sebuah jawaban Untuk laki-laki yang masih berharap. Sampai kapan kau akan terus begini? Memperjuangkan aku yang tida pernah ingin diperjuangkan Sampai kapan kau akan terus begini? Mengharapkan aku yang tidak pernah ingin diharapkan. Maaf atas segala tingkah laku yang membuatmu salah paham, Maaf atas segala luka yang membuat jantungmu seperti terhunus bendah tajam, Maaf atas segala tanda tanya yang sudah pernah aku sajikan, Maaf atas segala hal yang membuat kau menjadi pesakitan. Pergilah, Jangan memperjuangkan sesuatu yang membuat kau kehilangan orang lain, Jangan mengejar sesuatu yang telah bersikap kurang ajar, Jangan mencari sesuatu yang hanya akan membuatmu tersesat, Jangan mengusahakan sesuatu yang membuat kau berkeluh kesah. Jangan hilang, karena telah membuatmu pulang Jangan marah, karena telah membuatmu berdarah-darah, Jangan benci, karena telah membuatmu tak berarti, Jangan dendam, karena telah membuatmu merajam. Kau, berhak bahagia untuk segala kea

Empat Puluh Satu

Kau, yang kembali berpaling Aku pikir memberikanmu jarak akan membuatmu menyadari bahwa kita ternyata sangat membutuhkan satu sama lain, tapi ternyata aku salah, jarak malah membuatmu sadar, kalau kau tidak lagi membutuhkanku, Tidak ada yang salah denganmu, yang salah adalah aku, terlalu terlena dengan euforia bahagia hingga kebodohan menjadi teman nyata yang menganggu jiwa. Setelah beberapa waktu menunggu, aku menerima sebuah kenyatan pahit untuk kedua kalinya, aku dapati sebuah kabar kalau kau sudah bersama lelaki lain, lelaki yang bahkan tidak pernah aku duga akan hadir di hidupmu, lelaki yang sudah aku anggap sebagai teman untuk berjalan bersama dan bekerjasama, Aku yang berusaha keras untuk mendapatkanmu, ternyata dia juga berusaha keras agar aku tidak mendapatkanmu, akhirnya aku mengetahui, bahwa dia adalah dalang dari segala kegaduhan yang ada. Aku tidak marah mendengar peristiwa ini, walaupun aku tidak pernah bisa menyembunyikan kekesalan ini, paling tidak aku  ber

Empat Puluh

Semoga, Kau temukan Bahagia Aku pernah berusaha kuat mengenggam hatimu yang beku meski tanganku kedinginan, aku pernah berusaha hebat untuk meruntuhkan hatimu yang kokoh seperti batu karang, aku pernah berjuang mati-matian untuk seseorang yang tidak menginginkan, karena kupikir segala hal yang kulakukan akan mendapatkan balasan, segala usaha yang aku kerahkan akan mendapatkan penghargaan, namun yang aku dapatkan malah kehancuran. Seandainya kadar cinta seseorang diukur dengan seberapa lama mampu menunggu, maka aku telah mengorbankan banyak waktu untuk mendapatkanmu, bila seandainya kekuatan cinta seseorang dinilai dari sekuat apa ia bertahan, maka aku telah banyak melewati berbagai macam kejadian, bila seandainya ketulusan cinta dinilai dari berapa banyak perngorbanan, maka aku telah banyak melakukan berbagai macam persembahan. Entah harus bagaimana aku menjelaskan tentang perasaanku tanpamu, bukan hal mudah bagiku menjalani kisah tanpa ada kejelasan, menunggu kabar darimu ya

Tiga Puluh Sembilan

Berjalan untuk menghapus Luka Aku percaya, titik cinta yang paling tinggi adalah ketika kau bisa merelakan orang yang kau cintai untuk bahagia dengan pilihan nya, Dan jika seandainya suatu saat aku harus melakukan itu, akan aku lakukan dengan keikhlasan yang paling dalam, namun tolong kau dapatkan kebahagiaan itu dengan cara yang elegan, dengan tidak menjadi seorang wanita yang murahan, mempersilahkan segala hati masuk, tanpa menimbang terlebih dahulu. Siang ini ketika aku sedang berkumpul dengan sahabat-sahabat yang mengagumkan, salah seorang sahabat karibku berujar, "Jika sedang diterpa masalah yang membuat harimu tanpa warna, alam lah tempat terbaik untuk mengobatinya” sepertinyaa sahabat-sahabatku tahu sekali tentang apa yang aku alami saat ini, padahal tidak ada sedikit pun masalah yang aku ceritakan, Mungkin benar kiranya, bahwa seorang sahabat tahu segala isi hati sahabatnya, bahkan tanpa di utarakan sekalipun. Sebuah ucapan yang akan membawaku kembali ke ala

Tiga Puluh Delapan

Hatiku, yang tak lagi utuh Menunggumu seperti menantikan terbitnya sang fajar di pagi hari, walaupun tidak pernah menjanjikan kedamaian, aku tetap rela menunggumu, Menantimu seperti mendambakan pelangi setelah hujan, walaupun tidak pernah pasti menghadirkan keindahan, aku tetap fasih menantimu, Dan mengharapkanmu seumpama menunggu panas di musim penghujan, nampak sulit untuk direalisasikan, namun bukan tidak mungin untuk datang memberikan kebahagiaan. Mungkin terdengar lucu, bagaimana jarak antara kebahagiaan dan kesedihan hanya seujung kuku, Mungkin terdengar aneh, bagaimana antara angan dan keinginan tidak pernah sesuai dengan kenyatan, Mungkin terdengar sakit, bagaimana kau yang sudah hampir aku pastikan, kembali terjauhkan oleh keadaan, Mungkin kau belum tahu, betapa ingin sekali aku menjelaskan semua yang telah terjadi padamu. Jatuh cinta seumpama air hujan yang turun dari langit, dengan segala kesegaran dan kesejukannya, maka di dalam hati tumbuh berbagai macam ta

Tiga Puluh Tujuh

KesalahPahaman Ada beberapa cara semesta untuk memisahkan seseorang dengan seseorang lain yang disukainya,  bisa karena kesalahan yang diperbuat oleh diri sendiri, atau bisa juga karena orang lain yang tidak menyukai kebahagiaan yang kita miliki, Dan aku sedang berada pada kalimat yang kedua. Belum lama aku dapatkan keteraturan yang membuat hari-hariku berwarna, Sudah dihancurkan oleh seseorang yang aku sendiri tidak tahu bagaimana rupanya, Hampir saja aku dapatkan sesuatu yang sudah aku idam-idamkan, Namun sudah dihempaskan oleh seseorang yang tidak tahu bagaimana lelahnya aku memperjuangkan, Sudah banyak jalan terjal yang aku lewati untuk merengkuh kebahagiaan, Namun ketika hampir tiba pada waktunya, aku terjegal oleh seseorang yang ingin sekali melihat aku gagal. Kala itu di tengah hiruk pikuk pagelaran sebuah acara, Kau mendengarkan sebuah perbincangan yang menusuk hatimu, Perbincangan antara dua orang yang sebenarnya tidak pernah benar-benar tahu tentang duniaku,

Tiga Puluh Enam

Malaikat Tanpa Sayap Suatu ketika aku pernah meminta izin padamu, agar diperkenankan untuk mengunjungi rumahmu, Namun kau menolak karena alasan tidak pernah menerima tamu laki-laki sebelumnya, Aku takjub dan memaklumi tentang hal itu. Tapi aku mencari cara lain, untuk bisa mengucapkan suatu hal pada orang yang telah menghadirkanmu untukku, Aku meminta nomor ponsel ibu mu, Hal yang lantas membuatmu bertanya "Untuk apa?” “Aku ingin berterima kasih padanya karena telah menghadirkanmu ke muka bumi” jawabku Dihadapanku, pipimu mendadak merah merona, dan senyuman terlukiskan di bibirmu, Kau kelihatan malu, tapi kuyakin kau suka dengan ucapanku. Kenapa hanya ibu ? Kenapa tidak ayah ? Aku tersenyum, ketika mendengarkan pertanyaan yang keluar dari mulutmu, Kenapa selalu ibu, karena ibu adalah surga yang nyata, ia memberikan segala hal yang kau mau, tanpa ibu kau tidak akan pernah bisa hadir dan menghirup udara segar di muka bumi. Tidak ada orang yang lebih hebat

Tiga puluh lima

Surat Kedua Jangan bertanya-tanya lagi tentang arti dari perhatianku, Tidak usah menerka tentang apa yang tersirat dari segala sikapku. Teruntuk dirimu, Dengarkanlah segala ucapanku. Aku menyukaimu dari setiap tawamu yang hadir karenaku. Aku menyukaimu dari senyumanmu yang tecipta karenaku. Aku menyukaimu tatkala mataku melihatmu, Dan kau pun membalasnya dengan sungguh-sungguh. Aku menyukaimu dari segala sedihmu yang selesai karenaku. Aku menyukai setiap tingkah lakumu yang menciptakan tawaku. Aku menyukai setiap waktu yang kuhabiskan berdua denganmu. Aku menyukai setiap ucapanmu yang membangun semangatku. Aku menyukai caramu membantuku menyelesaikan sebuah masalah. Aku menyukai caramu membangkitkanku dari kesedihan. Aku menyukai banyak hal darimu, mulai dari hal kecil hingga sesuatu hal yang tidak bisa terdefinisikan. Aku tidak pernah bermaksud kembali mengusikmu, Aku hanya ingin menyelesaikan kesedihanmu. Aku tidak pernah bermaksud mengganggu setiap

Tiga Puluh Empat

Sebuah pengantar Semenjak kepergianmu kala itu, Aku tahu semesta akan membawa kau kembali, Aku yakin karena merasakan suatu hal yang beda darimu. Kau tidak sama dengan wanita lain ,seperti yang sebelumnya aku kenali, Kau senantiasa menarikku, dengan harapan-harapan yang selalu aku percaya menjadi penghantarku ke hadapanmu, Walaupun sempat kau permainkan dengan teganya, Itu tidak mampu membuatku berhenti begitu saja. Aku sangat memahami bahwa segala hal yang aku jalani tidak akan pernah mudah, Namun tidak pernah membuatku menyerah begitu saja, Aku senantiasa berusaha dan menyerahkan semuanya pada waktu, Entah ia akan menjadikan kau sebagai masa depanku, Atau hanya menjadikan kau bagian dari masa lalu. Mungkin hanya bintang yang tahu kemana kita akan melangkahkan semua ini, Jangan tanya hujan yang tidak tahu kemana arahnya, Mungkin hanya bulan yang tahu akan berakhir dimana segala perjuangan ini, Jangan tanya pelangi yang tidak tahu apa-apa tentang hal ini, Aku

Tiga Puluh Tiga

Dia, yang kembali datang Terkadang segala hal yang sudah direncanakan, tidak pernah menjadi kenyataan, Bukan karena lalai dalam menjalankan, Namun karena ada campur tangan semesta yang akhirnya berhak menentukan, Banyak sekali hal yang tidak di duga datang menghampiri, Kedatangan seseorang yang tidak pernah diharapkan salah satunya. Aku kembali kedatanganya, Seorang gadis yang berhasil menyembuhkanku dari segala luka, Seorang gadis yang membantuku bangkit dari patah hati hebat setelah peristiwa penolakanmu, Aku dan dia pernah sama-sama berkomitmen untuk saling membantu dalam menyembuhkan luka, saling menguatkan dari segala rasa rasa kecewa yang ada. Hingga waktu membawaku pada kesembuhan, Kesembuhan yang bukan seutuhnya karena dia, Tapi karena kau yang telah hadir kembali di hidupku, Sementara ia masih sama seperti sedia kala, terus berlarut dalam kesedihan, belum bisa sembuh seutuhnya. Aku mencoba untuk menolak kehadirannya, Aku tidak ingin terjadi kesalahpaha

Tiga Puluh Dua

Untuk yang kedua kalinya Aku ingin berterima kasih pada semesta, Untuk harapan yang menjadi kenyataan, Ia dengan konspirasinya menciptakan sebuah pertemuan kembali denganmu, Sebuah keinginan yang sudah lama aku nantikan, Apakah semesta mempertemukan kita kembali hanya untuk membantumu menjadi seseorang yang lebih baik lagi? Kemudian kembali pergi? Atau semesta mempertemukan kita untuk menyatu selamanya? Akhirnya aku merasakan lagi, Hari dimana aku bisa dengan leluasa menatap matamu, Setiap waktu tanpa seorang pun yang tahu, Aku bisa merasakan lagi, Betapa hangatnya komunikasi yang kita lakukan, tanpa dibatasi oleh tekonologi, kita berbicara tentang cinta, Tentang segala hal yang menyenangkan hati. Jangan bersedih lagi, Tidak usah pikirkan orang yang membicarkan keburukanmu, Setiap orang punya penilaian tersendiri untukmu, Kau hanya perlu bersabar menghadapi segala cacian yang datang, Segala umpatan dari nada-nada sumbang. Kau harus

Tiga Puluh Satu

Kau Hari esok adalah hari yang tidak pernah aku bayangkan akan terjadi lagi sebelumya, Kau yang telah pergi dari hidupku tatkala aku sedang cinta-cintanya, Kau yang telah menghilang tanpa permisi, Hadir kembali dengan cara yang tidak pernah aku duga-duga, membawa kesejukan yang telah hilang sejak lama. Semesta akan kembali mempertemukanku denganmu, Debar dalam dada tidak bisa aku hindari, Pikiran dalam kepala terus berputar tidak kenal henti, Memikirkan tentang aku yang harus bersikap seperti apa dihadapanmu, Aku tidak tahu seperti apa yang akan terjadi ketika kita bertemu nanti, Sudah terlalu lama kita tidak menjalin komunikasi, Selepas perpisahan yang tidak aku sepakati, aku tidak pernah melihatmu lagi, Hingga waktu membawamu kembali, besok untuk pertama kalinya mataku akan menatapmu begitu dekat, begitu lekat dan tanpa sekat. Rupa-rupanya tidak ada yang berubah dari dirimu, Kau masih saja seperti kau yang dulu, tetap dingin, tetap seperti kau yang dulu, Seseora