Tidak Jauh berbeda
Aku tahu bahwa sulit sekali melupakan kita yang dulu, namun itu hanya untukku sendiri, sedangkan kau begitu mudah melupakannya, kita yang dulu pernah ada, pernah menjalani hari bersama-sama meski tanpa nama.
Kau tahu? yang tersulit bagiku bukanlah untuk mengucapkan selamat tinggal, tapi membereskan segala kenangan tentang kau yang masih tertinggal, dan aku harus terbiasa melewati tempat yang dulu pernah menjadi tujuan favorit kita, tempat yang pernah kau dan aku ada.
Kau tahu? yang tersulit bagiku bukanlah untuk mengucapkan selamat tinggal, tapi membereskan segala kenangan tentang kau yang masih tertinggal, dan aku harus terbiasa melewati tempat yang dulu pernah menjadi tujuan favorit kita, tempat yang pernah kau dan aku ada.
Apa yang kau lakukan untuknya sekarang adalah hal yang pernah sangat aku dambakan sejak dulu, menjadi pemilik sah dirimu satu-satunya adalah hal yang pernah sangat aku inginkan kala itu, orang yang sekarang senantiasa menemani kemanapun langkahmu tertuju, adalah orang yang berhasil mendapatkan cita-citaku sejak dulu.
Kau yang dulu aku impikan, malah dia yang menggapai mimpiku, aku yang sangat berharap bisa berada di sebelamu, malah ia yang kau pilih untuk menjadi penuntunmu, segala hal yang ingin aku lakukan bersamamu, terhalang sesuatu yang tidak bisa aku tembus, terbatasi oleh orang baru yang kau anggap mencintaimu dengan tulus.
Biar aku kemas rasa ini baik-baik, akan aku simpan segala kenangan yang pernah kita lalui di balik gumpalan awan, agar nanti ketika hujan turun, ia juga jatuh bersama rintikan hujan, biarlah hujan menjadi sebuah penanda, bahwa dulu kita pernah melalui hari-hari bersama walau dengan ikatan yang tanpa nama.
Untuk segala kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, tidak usah lagi kita sesali, biarlah menjadi cerita untuk kita kenang suatu saat nanti, sebagai pelajaran bahwa aku pernah mencintaimu setengah mati, dan kau yang tidak pernah mencintaiku dengan hati, dan kepada kekasihmu saat ini, sampaikan salamku padanya, semoga ia selalu bisa membuat senyummu terekah, bahkan disaat kau sedang terluka.
Tidak perlau lagi mengungkit tentang kejadian-kejadian yang pernah terlewati, apalagi sampai mengutuk siapa yang paling tersakiti, tidak usah saling membela diri atas segala peristiwa yang pernah terjadi, karena akan percuma menyesali sesuatu yang telah terjadi, buang-buang waktu dan hanya akan menyakitkan hati.
Aku selalu siap untuk jatuh cinta lagi, sama sepertimu yang sudah berpaling hati, tapi aku tidak sama denganmu, yang bisa mencintai hanya dalam hitungan hari, aku butuh waktu untuk mencintai, terutama setelah rasa sakit yang aku alami, semoga orang yang kau cintai saat ini bukan menjadi pelampiasan untuk membungkus rasa sakit yang kau miliki.
Mulai saat ini, kita putuskan dulu segala bentuk komunikasi, bukan karena aku tidak dewasa dalam menyikapi permasalahan ini, aku hanya ingin melalui hari-hari tanpa mengenang segala hal yang pernah kita lalui, karena itu hanya akan membuatku menjadi semakin sakit hati.
Kelak jika memang sudah tiba saatnya, saat kita menjadi sepasang asing yang sibuk dengan kegiatan masing-masing, saat luka yang aku miliki sudah mengering, kita akan kembali menjadi sepasang sahabat yang saling mendoakan.
Biarlah diam-diam rindu yang tak terucap menyapa kita, hingga kita pun mengirimkan rindu kita dalam diam, rindu untukmu masih akan tetap aku persembahkan, sejauh apapun kau pergi, terima kasih atas segala pengalaman yang kau berikan.
“Sama seperi malam-malam sebelumnya,
Aku ingin mengucapkan selamat malam dan mimpi indah,
Meski pada kenyataanya,
Kau sudah hidup bahagia bersamanya”
Komentar
Posting Komentar