Langsung ke konten utama

Tiga Puluh Tiga

Dia, yang kembali datang


Terkadang segala hal yang sudah direncanakan, tidak pernah menjadi kenyataan,
Bukan karena lalai dalam menjalankan,
Namun karena ada campur tangan semesta yang akhirnya berhak menentukan,
Banyak sekali hal yang tidak di duga datang menghampiri,
Kedatangan seseorang yang tidak pernah diharapkan salah satunya.


Aku kembali kedatanganya,
Seorang gadis yang berhasil menyembuhkanku dari segala luka,
Seorang gadis yang membantuku bangkit dari patah hati hebat setelah peristiwa penolakanmu,
Aku dan dia pernah sama-sama berkomitmen untuk saling membantu dalam menyembuhkan luka, saling menguatkan dari segala rasa rasa kecewa yang ada.


Hingga waktu membawaku pada kesembuhan,
Kesembuhan yang bukan seutuhnya karena dia,
Tapi karena kau yang telah hadir kembali di hidupku,
Sementara ia masih sama seperti sedia kala, terus berlarut dalam kesedihan, belum bisa sembuh seutuhnya.


Aku mencoba untuk menolak kehadirannya,
Aku tidak ingin terjadi kesalahpahaman antara kita,
Namun di sisi lain aku tidak bisa untuk mengusirnya secara paksa,
Aku tak mampu menolak kehadiran seseorang yang sudah cukup berjasa,
Aku tahu betul bagaimana rasanya berada di posisi gadis tersebut,
Tenggelam dalam keterpurukan,
Namun tidak ada satu orang pun yang menguatkan.


Atas dalih balas budi dari segala perbuatan baik yang pernah ia lakukan,
Aku pun menerima kehadiran nya dengan baik,
Menjadi teman untuk mendengar segala ceritanya,
Mendengar segala keluh kesah yang melandanya,
Menjadi teman untuk membantu kesembuhannya,
Segala yang ia rasakan adalah hal yang juga pernah aku rasakan,
Ditinggalkan seseorang tanpa alasan ketika sedang cinta-cintanya.


Aku menasehatinya dengan penuh rasa iba,
Dengan berbekal pengalaman yang pernah aku rasa,
Berharap agar segala masalah yang menimpanya bisa segera terselesaikan,
Sehingga ia bisa melanjutkan hidup seperti manusia normal lainnya,
Sementara aku bisa secepatnya pergi dari kehidupannya,
Agak sombng sebenarnya, ketika aku merasa iba dengan hal yang sedang ia rasakan,
Aku sendiri pun juga pernah mengalami kejadian yang sama,
Bahkan mungkin lebih buruk dari apa yang ia rasakan.


Langit yang cerah terasa gelap tidak berwarna,
Setiap langkah kaki yang ditorehkan terasa hampa,
Karena tidak tahu akan kemana diarahkan,
Seramai apapun suasana akan tetap terasa sama,
Hari-hari akan dihabiskan untuk merenung,
Meratapi segala hal dengan rasa sesal dalam hati.


Tapi tak mengapa,
Jangan terlalu tengelam dalam kesedihan,
Kau hanya perlu bersedih secukupnya,
Untuk kemudian berjalan kembali,
Hingga bisa hidup seperti sedia kala,
Sebab semua masalah akan ada penyelesaian nya.


Bukankah hidup adalah serangkaian masalah yang harus kita hadapi?
Bukankah itu artinya kita hidup?
Bukankah ketika tidak ada yang terjadi dalam hidup akan terasa hambar?
Bukankah masalah akan membuat kita semakin dewasa?.


Tidak usah terlalu fikirkan masalah yang ada,
Jalani saja setiap prosesnya,
Karena bagian terberat dalam menyelesaikan suatu masalah adalah terlalu memikirkan nya secara berlebihan,
Aku disini akan membantu menyelesaikan segala permasalahan yang ada.


Setelah ini, aku berharap dia segera sembuh atas segala luka yang melanda nya,
Agar aku bisa cepat-cepat pergi dari kehidupannya,
Aku tidak ingin kau salah paham,
Aku tidak ingin kau cemburu,
Walaupun aku tidak tahu apakah kau akan cemburu atau tidak jika aku bersama wanita lain.


Tapi kali ini aku benar-benar yakin,
Bahwa kau juga punya perasaan yang sama denganku,
Bahwa kau juga menginginkan diriku menjadi pendampingmu,
Oleh karena itu sebisa mungkin aku untuk tidak membuatmu kecewa,
Sampai waktu bagiku untuk mengungkapkan segala rasa untukmu tiba.







“Kehadirannya pernah sangat berarti,
Ketika kau melukai,
Dia selalu datang mengobati,
Namun, tetap padamu lah aku akan kembali”


Komentar

  1. Makasih loh.kak
    Baca dari awal agar lebih menarik kak, cerita nya bersambung soale hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu

 Sore tadi mendung, dan seketika hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba, diatas kendaraan roda dua yang kukendarai, sekelebat kenangan menerobos masuk begitu saja tanpa permisi. Kita memang seperti hitam dan putih ya ? Jujur, sampai saat ini aku masih belum mengerti, mengapa dulu kau izinkan orang yang hidupnya sehampa aku masuk ke dalam hidup yang begitu ramai. Aku tak mengerti mengapa dulu kau berikan aku banyak perbincangan baik dan kopi yang hangat. Dan aku lebih tidak mengerti mengapa setelah itu semuanya lepas seperti benang yang sengaja diputus, kertas yang sengaja dirobek tanpa pernah memberi penjelasan mengapa semuanya harus dilakukan. Aku ingat, kau ingat tidak ? Dulu, kau pernah mengingatkan aku. Yang nadanya se-khawatir ini : “Kalau udah sampai rumah, ngabarin itu gapapa loh yaa” Yang kemudian aku balas dengan senyum sepanjang hari dalam diri. Lantas, sekarang mengapa nada nya menjadi sepilu ini : “Kau apa kabar ? aku dengar kau sedang sakit. Semoga lekas sembuh ya Ann” Yang c

Permulaan

Bagi sebagian orang, malam selalu menjadi waktu terbaik untuk merebahkan lelah setelah seharian bergulat pada kerja, untukku tidak demikian. Malam adalah waktu terbaik untuk aku bercerita dan mendengarkan ceritamu. Setiap malam, setelah tubuh berada di ujung lelah, kau hadir walau hanya lewat suara.  Kau bercerita tentang bagaimana harimu, tentang sebanyak apa kegelisahan-kegelisahan yang kau temui sepanjang hari. Aku dengan antusias mendengar setiap untaian kata yang kau bicarakan. Setelah semua hal dirasa selesai, kau pamit untuk melanjutkan cerita ini dari dalam mimpi. Aku mengiyakan sembari menitipkan sepucuk rindu dari balik awan, berharap akan kau temui besok pagi dari balik tumbuhan yang kau rawat dengan sepenuh hati.  Kufikir, setelah perbincangan-perbincangan sebelum tidur yang rutin kita lakukan, selepas aku menjadi tempat segala keluh kesahmu tercurah, aku akan menjadi satu-satunya di hatimu. Kau bercerita tentang banyak hal, tentang kesalahan di masa lalu yang tidak akan ka

Memaknai Rinjani #1

"AWAL” Setelah berhasil menginjakkan kaki di puncak berapi tertinggi di Indonesia (Kerinci 3805 Mdpl). Kemudian dilanjutkan dengan puncak berapi tertinggi ketiga (Semeru 3676 Mdpl). Perasaan untuk menyambung silaturahmi ke tanah berapi tertinggi kedua (Rinjani 3726 Mdpl) pun hadir. Ada perasaan yang sulit sekali untuk diterjemahkan, entah mengapa Rinjani selalu membuat mata terpanah ketika melihat keindahan alam nya, walaupun hanya dari layar kaca. Semua berawal dari bulan April, 2020. Saya menghubungi beberapa orang kawan untuk ikut serta, gayung bersambut, ternyata kami punya impian yang sama. Waktu berjalan, rencana awal mendaki di bulan Juni harus pupus karena pandemi, dengan berat hati kami coba mengikhlaskan. Semula tidak ada niatan untuk mengubah jadwal pendakian, tapi seiring waktu berjalan, rencana yang hancur disusun lagi puing demi puing, Desember, adalah waktu yang kami pilih untuk mengunjungi Rinjani ! Seminggu sebelum berangkat banyak sekali halang rintang yang mengh