Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Dua Puluh Tujuh

Aku, yang kembali Bertahan Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, Aku ingin minum secangkir kopi, dan tenggelam dalam lamunan, Meresapi alunan musik yang menguasai, Kulihat kau berada balik awan, hingga aku tersadar bahwa itu hanyalah bayanganmu, Segitu dalam kah rasa rinduku padamu? Hingga segala pikiran tentangmu masih saja menguasai, Segera ku hirup kopi yang tergeletak di atas meja, Menikmati setiap rasa yang ada di dalamnya. Harusnya aku pergi, bukan malah memaafkanmu lagi, Harusnya aku tinggalkanmu sendiri disini, bukan justru malah kembali untuk peduli, Haruskah aku berada dalam kondisi seperti ini selamanya? Bersikap baik dengan orang yang telah membuat hatiku cabik? Bersikap peduli dengan seseorang yang hampir saja membuatku mati? Namun waktu tidak mampu menyusutkan rasaku, ia masih tersedia untukmu, Salah seorang teman pernah berkata, bahwa menunggu seseorang yang telah menyakiti kita bukan berarti bodoh, Itu hanya soal teguh pendirian, karena sekuat ap

Dua puluh enam

Saat, kau Kembali Kadang aku bertanya pada diri sendiri, Kenapa aku harus peduli dengan keadaaan yang saat ini menimpamu, Sedangkan dulu ketika aku merasakan hal yang serupa, Kau tidak pernah ingin tahu apa yang sedang terjadi padaku, Mengapa tidak aku balas saja perlakuanmu yang pernah kau lakukan dulu. Namun, ada yang lebih penting dari pada egoku, Ada yang lebih aku khawatirkan dari pada sakit dan lelahku, Ada yang lebih kupikirkan dari pada rasa sesalku, Yaitu dirimu, Katakanlah padaku bahwa saat ini kau baik-baik saja, Dan kumohon berhentilah bersedih, karena aku disini selalu mengharapkan kebahagiaan ada padamu. Aku dengar kesedihan yang kau rasakan tak kunjung usai, Kekecewaanmu yang kau derita belum juga selesai, Sebuah situasi yang membuatku kembali datang untuk menemuimu, Aku tidak kuasa menahan diri untuk tidak peduli denganmu, Amu mencoba mengajakmu tertawa, mengukir senyum di wajahmu, Berharap bisa menggantikan segala kesedihan yang sekarang meland

Dua puluh lima

Mengenang Hati manusia adalah ladang kenangan, Dan dalam mengenang kadang kala air mata jatuh menggenang, Dalam mengenang kita seringkali tenggelam dalam bayang-bayang, Adalah sebuah hal yang normal, kau boleh saja untuk mengenang kapan pun kau mau, tapi kau tidak boleh berharap semua yang kau kenang akan terjadi seperti sedia kala, Mengenang tidak harus selalu diiringi dengan harapan, harapan segala kenangan yang terlewati akan kembali terulang. Kau boleh saja mengenang bagaimana pertama kali kau berkenalan dengan orang yang kau sukai, hingga rasa yang berwarna merah jambu itu terlukis di dalam hati, e Mengenang bagaimana kau menggandeng tangan nya tatkala berjalan di tengah ramainya kota, kemudian menghabiskan waktu berdua melihat senja. Namun bagaimana pun kau tidak boleh berlarut-larut mengenang sesuatu yang tidak bisa diulang, Hidupmu harus terus berlanjut, hari-harimu mesti tetap berjalan, melewati rangkaian perisitwa dalam hidup seperti sedia kala, Mungkin akan

Dua puluh empat

Dan, Hatimu pun hancur Aku agak terkejut, ketika mendengar sebuah kenyataan hatimu telah dihancurkan, Ada seseorang yang mematahkan hatimu, Seseorang yang mempora-porandakan jagat rayamu, Yang membuat kesedihan menjadi akrab denganmu. Mengeluhah jika kau ingin mengeluh, Lepaskan segala rasa sakit di hatimu yang membelenggu, Ternyata di balik ketidakpedulianmu terhadap aku yang mencintaimu, Kau juga punya perasaan yang sangat rapuh . Bersedihlah jika kau ingin bersedih, Lepaskan segala perih yang menusuk di dalam hati, Tuhan menciptakan kesedihan sebagai pengingat, bahwa hidup tak melulu soal kebahagiaan, Ternyata di balik kekejamanmu menolakku, kau juga punya sisi lain yang akhirnya ku mengerti. Aku dapati sebuah kabar bahwa ada seseorang yang menyakitimu, Kemudian kau tak hentinya menangis terseduh-seduh, Menangislah jika kau ingin menangis, Menangislah jika itu bisa meredam amarahmu, Menangislah jika itu bisa memperbaiki segala rasa kecewamu, Tuhan mencipta

Dua Puluh Tiga

Bayang yang membias Eksepektasi tentangmu semakin bertambah seiring berjalannya waktu, Seperti sebuah rasa yang semakin harus terus bertumbuh kadarnya, Ekspektasi tentangmu pun begitu adanya, kita pernah baik-baik saja hanya dengan hal-hal sederhana yang kita lakukan bedua, Tapi aku lupa bahwa ekspektasi tak selalu menjadi fakta dikemudian harinya, Ekspektasi yang aku miliki malah berubah menjadi rasa kecewa. Rasa kecewa yang tidak bisa aku gambarkan seperti apa, Hanya membuat bahagia milikku tidak lagi tercipta, Kah tidak memutuskan untuk tetap tinggal, Kau lebih memilih pergi dariku, hingga meruntuhkan segala espektasi yang sudah aku rencanakan. Jika dipikir-pikir, aku ini bodoh, tak pernah merasa lelah meski berkali-kali merasa patah, Tidak pernah peduli bahwa imajinasi yang kumilki tidak berbanding lurus dengan realitas, Aku selalu berusaha memperjuangkan cintamu di setiap penjuru hati, Meski kau sering menghilang dari radarku dan pergi seenak hati, Namun pada

Dua puluh dua

Bertemu Manusia Baru Berapa banyak pagi yang dilewati dengan keinginan untuk melakukan itu di malam hari? Berapa banyak malam yang kemudian terlewatkan dengan hanya diam dan berangan-angan kembali? Berapa banyak waktu yang akhirnya hanya meagendakan segala angan? Berapa banyak waktu yang menjadi sia-sia sebab berapa hal yang hanya menjadi sekadar wacana? Mulai saat ini aku akan memulai segalanya dengan aksi, agar ada reaksi yang semesta berikan. Perlu banyak waktu untuk aku bisa mengikhlaskanmu, Butuh banyak waktu untuk aku bisa merelakanmu, Namun aku tidak akan pernah bisa untuk melupakanmu, kau tidak sepaptutnya aku lupakan, Kau hanya perlu aku ikhlaskan, walaupun kenyataanya tidak pernah mudah untuk mengikhlaskan sesuatu yang sangat kita idamkan, Setelah lama melewati berbagai tahapan yang aku rasa suram, Setelah melalui hari-hari yang terasa menyedihkan, Aku menemukan seseorang yang akan menggantikan peranmu di dalam hidupku, nampak egois memang, ketika aku hanya

Dua puluh satu

Kau yang belum selesai Tak ada yang lebih indah dari pada kenangan bukan? Kenangan menjadi sangat indah untuk saat ini, tatkala kenyataan yang dihadapi tidak sesuai dengan keinginan hati, Aku rindu saat kita berjauhan dan saling menitip rindu, Namun kau telah pergi, dan rindu ini tidak tahu kemana akan pulang, Yang bisa aku lakukan hanya bertanya, kapan kau akan kembali? Atau apakah mungkin kau akan kembali? Dini hari tadi, saat jutaan pasang mata terpejam, Aku kembali berbincang dengan alam semesta, Mungkin akan terdengar sedikit gila, karena aku berbicara dengan sesuatu yang tidak bisa berbicara, Tapi kalau seandainya saja kalian tahu, ada banyak hal yang kami obrolkan hingga pagi menejelang, Membicarakan tentang segala hal di bawah gemintang yang bersinar terang, Bahkan di tengah perbincangan aku melihat bayangan wajahmu yang membias di antara langit-langit malam, Apakah kau mendengarkan obrolan kami melalui mimpi? Atau aku saja yang tidak pernah bisa menghentik

Dua Puluh

Mencoba Untuk Beralih Kita pernah saling melempar tatap, sebelum akhirnya memilih untuk tidak saling menetap, Kita pernah berteduh pada satu atap, sebelum akhirnya memilih untuk tidak saling mengingat, Dan kita pernah duduk berdua di satu tempat, sebelum akhirnya memilih untuk tidak saling melekat. Aku berdiri di atas kegamangan, menanti setiap waktu yang akan datang memihak, berharap kesunyian lekas pergi, Hati ini pernah berlari untuk memelukmu, namun ternyata kau pun juga berlari untuk menghindari pelukan, Raga ini pernah berjuang mati-matian untukmu, sebelum akhirnya mati sungguhan di bunuh olehmu. Kadang aku ingin kembali pada masa kecil, di mana semua ketidaktahuanku begitu menenangkan, di mana segala keluguanku begitu menyenangkan, Tanpa harus otakku dipenuhi dengan berjuta pertanyaan yang hampir membuatku gila, Tampa harus diliputi oleh peerasaan-perasaan bersalah, yang membuatku tak punya gairah. Aku rindu, rindu ketika setiap permasalahan bisa terselesaika

Sembilan belas

Menata hati yang patah Tetaplah berjalan meskipun perih, Tetaplah berjalan meskipun lelah, Tetaplah berjalan meskipun rasa sakit melanda, Tetaplah berjalan dibawah sinar matahari, Tetaplah berjalan dibawah kegelapan, Tetaplah berjalan meskipun sendiri . Jangan pernah takut sendiri, Karena kita tidak pernah benar-benar sendiri, akan ada bayangan yang senantiasa menemani langkah, Akan ada doa-doa orang terkasih yang menghiasi, Akan ada kebahagiaan dari orang-orang yang menyayangi. Entah bagaimana aku akan memulai lagi segala keteraturan yang kau runtuhkan ini, entah bagaimana aku bangkit dari keterpurukan ini, Aku seperti kehilangan cara untuk memperbaiki segala yang telah terjadi. Kusempatkan waktuku untuk menulis beberapa kata di lembaranmu, Rasanya memang takkan ada harapan lebih, membuatmu tesenyum mungkin hanya sebagian kecil dari yang tak terhitung olehmu, Kupikir bersamaku kau memang bahagia, ternyata aku salah, Nyatanya aku hanya menjadi seseorang yan

Delapan belas

Berkontemplasi Pagi pernah mengajarkanku, Bahwa yang terbaik pun bisa saja sekejap hilang, Seperti mentari pagi di gunung, yang mendadak hilang ditelan kabut, Siang mengajarkanku tentang kehangatan, yang mendadak hilang di guyur sang hujan, Sore yang cerah pun pernah mengajarkanku, bahwa langit senja yang berwarna pun bisa mendadak hilang dilahap gelapnya malam. Begitu pun dengan dirimu, Ada banyak pelajaran yang bisa aku petik darimu, Bahwa apa yang kita harapkan tidak selamanya berakhir dengan kenyataan, Bahwa yang memberi kenyamanan tak selamanya berujung dengan jadian, Bahwa yang memberi senyuman tak selamanya memberikan kebahagiaan. Kupikir tidak akan pernah sesakit ini, Aku berusaha menyimpan segala kenangan tentangmu dalam ampas kopiku, Lantas kubiarkan ia mengendap, Tak akan pernah kukecap lagi hingga mengering dan lalu terbuang, Sementara kau di sana, di tempat yang aku tidak tau dimana, Kau mungkin masih sibuk dengan segala kesibukanmu. Aku yakin

Tujuh belas

Jangan Pergi   Dan di antara kenanganku dan kenanganmu yang hanya berlangsung hitungan bulan, Terselip beberapa kenangan yang menyenangkan atau pun menyedihkan, Aku sudah berjuang, Aku sudah berusaha menunjukkan segalanya padamu,a Aku lukiskan bagaimana perasaan yang sudah aku dedikasikan untukmu, Tapi itu mungkin belum cukup untuk membuatmu percaya padaku. Saat aku memutar kembali segala kenangan tentang kita, Waktu terasa berjalan begitu cepat, Kemarin kau berada persis di sebelahku, Sekarang kau sudah pergi tak tahu kemana, Kalau seandainya waktu bisa diputar, Aku ingin hati ini lebih bisa untuk bersabar, Aku ingin untuk bisa meredam segala ego. Kalau seandainya kemarin aku tidak memaksakan kehendakku untuk memilikimu, Mungkin semua tidak akan pernah seperti ini, Tapi nyatanya aku tidak kuasa menahan segala rasa yang sudah menumpuk di hatiku, Segala rasa yang memang sudah saatnya untuk diungkapkan, Walaupun akhirnya aku tak pernah mendapatkan jawaban yang pa

Enam belas

Kala Hatiku hancur Aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi sebelumnya, Bahwa di antara keinginan dan harapan ada suatu hal yang tidak pernah terealisasi, Bahwa diantara realita dan ekspetasi, ada suatu hal yang menyakitkan hati, Mulanya aku kira akan mendapatkan jawaban sesuai dengan harapanku, Mulanya aku menduga akan mendapatkan jawaban sesuai dengan ekspetasiku, Namun semua hanya lah angan-anganku yang terlalu jauh. Aku merasa menjadi lelaki yang paling sedih pada saat ini, Semua berubah begitu cepat, Kemarin aku merasa bahwa dunia hanyalah milikku bersamamu, Namun sekarang semestamu tidak lagi menjadi semestaku, Kemarin langit tampak selalu cerah berwarna biru, Namun saat ini langit tampak hitam sayu, Kemarin senyummu adalah obat paling ampuh dari segala sedihku, Namun sekarang senyummu adalah sebab terciptanya kesedihanku, Kemarin wajahmu selalu menciptakan cahaya di setiap hari-hariku, Namun sekarang wajahmu menjadi aktor utama da

Kali Kelima belas

Segala hal Tentang Dirimu Aku begitu senang karena bisa mengenalmu, Aku bahagia karena bisa menghiasi hari-harimu, Maafkan aku yang menjadi serakah, Karena ingin meminta hal lebih darimu, Maafkan aku yang memintamu untuk menjadi kekasihku, Aku tidak bisa menyembunyikan perasaan ini lama-lama, Ia mendesakku untuk segera mengatakannya padamu, Berakhir dengan jawaban apapun nanti, Aku akan tetap bersyukur karena sudah pernah mengenalmu. Senyuman yang terpancar dari bibirmu lah yang membuat hari-hariku selalu berwarna, Tatapan matamu lah yang membuat jantung ini berdebar setiap kali menatapnya, Kalimat ucapan selamat pagi darimu lah yang membuat hari-hariku penuh dengan rasa bahagia, Menjalani hari berdua bersamamu, membuatku merasa hidup selamanya. Hari ini adalah saat yang aku tunggu-tunggu sebelumnya, Mau akan memberikan jawaban atas surat yang aku berikan padamu, Jawaban atas segala isi hati yang sudah aku ungkapkan padamu, Jawaban dari segala perhatianku selama

Kali Keempat belas

Sepucuk Surat Teruntuk kamu Raini Selamat Sore semestaku :) Aku ingin berterimakasih, Karena telah datang secara tidak sengaja, yang membuatku kembali menemukan arah, Aku berterimakasih karena telah datang dan menghentikan segala gundah gulana, Aku berterimakasih karena telah membuat hari-hariku yang kelam menjadi kembali penuh warna, Pertemuan denganmu adalah suatu hal yang benar-benar aku impikan, Aku merasa kembali pada rumah, merasakan tempat ternyaman yang sudah lama aku cari dalam kelana, Aku tidak pernah tau kenapa jantungku berdebar ketika berada disampingmu, namun di saat yang bersamaan kau selalu membuatku tenang, Hati tak bisa diatur dan hatiku sudah tertambat padamu, Membuatmu percaya padaku memang bukan perkerjaan mudah, Tapi bukan berarti aku akan menyerah begitu saja untuk mewujudkanya, Menyatukan perbedaan memang tidak pernah muda, Tapi aku  mempunyai keyakinan kita pasti bisa, Aku mencintaimu, tulus Jadi mau kah kau menjalin hubungan dan

Kali Ketigabelas

Kalimat yang Penuh Makna Mencintai kamu adalah salah satu karunia tuhan paling istimewa yang aku terima, Dicintai kamu adalah salah satu mukjizat terbesar yang aku punya, Karena itu sebuah mukjizat, tentu tidak akan pernah muda menggapainya, Namun aku tidak pernah lelah untuk mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan. Bisa berada sedekat ini denganmu, Membuatku menjadi lelaki paling beruntung di muka bumi, Aku tidak khawatir akan merasakan kesedihan, Sebab ada sosokmu yang menghapus sedihku, Aku tidak pernah takut akan merasa sepi, Sebab akan ada kau yang menghiasi hari-hariku, Kau menjadi alasan atas segala kebahagiaanku. Aku tidak begitu peduli bagaimana nanti akhirnya, Aku tidak peduli sebesar apa rasa cintamu untukku tercipta, Bahkan jika harus menghadapi kenyataan bahwa kau tak mencintaiku, Sebisa mungkin aku untuk tidak menganggapnya sebuah masalah, Bisa menjagamu dari kejauhan saja adalah hal yang harus aku syukuri, Diberikan kesempatan untuk ha

Kali Keduabelas

Selamat Hari lahir Suatu hari di pertengahan tahun 2016 Maafkan aku yang cerewet, Maafkan aku yang terlalu khawatir, Maafkan aku yang terlalu perhatian padamu, Maafkan aku yang terlalu menuntutmu untuk menjadikanku satu-satunya tempat mengadu Aku mau kau lebih menyanyangi dirimu sendiri, Aku mau kau lebih peduli terhadap dirimu, Sudah, jangan perdulikan orang-orang yang berfikir buruk tentangmu, Sudah, tidak usah kau fikirkan orang-orang yang menyakitimu, Sudah, tidak perlu bersusah-payah untuk membuat orang lain menyukaimu . Aku menyukaimu, Aku mencintaimu, Aku menyanyangimu , Hatiku sudah tertambat padamu, Hatiku sudah bersemayam tepat dihatimu, Susah maupun senang, Sakit maupun sehat, Aku mencoba untuk tidak pergi dari hatimu Membuatmu meyukaiku memang tidak mudah, tapi aku akan tetap berusaha mencoba, Membuatmu percaya padaku memang bukan pekerjaan mudah, tapi bukan berarti aku berhenti untuk mewujudkanya, Tolong Bantu aku d

Kali Kesebelas

Kencan Pertama Jangan pernah menjauh ucapku dalam hati ketika melihat paras cantikmu yang terpampang nyata di hadapanku, Ditengah terik sinar matahari yang mulai bersiap pulang  ke tempat peraduan nya, Amu mendapati sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, Aku bisa merasakan indahnya berjalan bersamamu, Memboncengmu dengan sepeda motor matic warna merah yang sekaligus menjadi warna kesukaanmu.  Aku mengajakmu untuk menikmati udara sore di pinggiran pantai, Mengingatkanmu untuk tidak lupa menyeruput minuman coklat yang menjadi favoritmu sejak lulus sekolah menengah pertama,  Aku menyukai apa yang juga kau sukai, dan aku membenci apa yang juga kau benci, Kau suka minum aku akan juga suka minum, Kau benci melihat ada lelaki yang menyakiti perempuan, aku pun juga benci, Melalui obrolan ringan sore itu aku mengetahui banyak tentang apa yang menjadi kesukaanmu, Mengetahui apa saja yang tidak menjadi kesukaanmu. Kemudian aku mengajakmu untuk masuk ke dalam duniaku, M

Kali Kesepuluh

Awal dari Sebuah Kisah Aku selalu membayangkan, Bagaimana pertama kali aku bisa mengenalmu, Di sore hari kala hujan gerimis turun dengan syahdu, Melalui pancaran sinar bola matamu, Kau masuk ke dalam hatiku dengan perlahan, Kemudian mengusik perasaanku, Hatiku tak pernah bisa mengelak, Kau terlalu kuat untuk bisa aku tolak, Kau terlalu indah untuk aku hindari. Kau seumpama hujan yang membasahi bumi, Kau menyejukkan jiwaku dengan bulir-bulir kebahagiaan yang kau teteskan, Kau seumpama lantunan lagu yang berputar di kala senja, Setiap liriknya mampu mendamaikan hatiku, Ealaupun pada saat itu, aku sama sekali tidak tahu siapa orang yang sedang mendiami hatimu . Aku tidak bisa menyembunyikan perasaan ketika sedang berbalas pesan denganmu, Lagi-lagi ucapan selamat malam mengawali obrolan panjang kita, Sebuah perbincangan yang tak jarang membuat diriku senyum-senyum sendiri, Membuat malamku yang gelap, menjadi terang seumpama langit yang di hiasi bintang-bintang,

Kali Kesembilan

Sesuatu yang aku inginkan Aku ingin mengejar langkahmu, Untuk kemudian berjalan bersamamu, Aku ingin selalu berada di sampingmu, Untuk kemudian mengukir senyuman di setiap hari-harimu,  Aku ingin selalu tersedia untukmu, Saat kau di rundung kesedihan dan butuh bahu untuk menjadi sandaran.  Aku ingin selalu menemanimu ke mana pun kau ingin berjalan, Menjagamu di setiap langkah kaki yang kau torehkan,  Aku ingin mengajakmu mendaki ke gunung tertinggi, Melihat segala keindahan yang di lukiskan oleh alam , Aku ingin mengajakmu pergi ke sebuah pulau, Yang setiap sorenya kita dapat melihat senja tenggelam dengan warna kemerahan. Namun, aku belum bisa mewujudkan banyak keinginan yang ingin aku lakukan bersamamu,  Kau belum mempersilahkan aku untuk masuk lebih jauh ke dalam kehidupanmu, Kau, belum memberikan izin untuk kemudian aku bisa melakukan semua keinginan itu. Seandainya saja aku mampu, Sudah kuputar waktu untuk kemudian memilih untuk tidak bert