Menjalani hari tanpa kehadiranmu
Di kota ini, setiap sudutnya membawaku pada kenangan-kenangan tentangmu, kenangan tentang hujan dan basah kuyubnya, angkot dengan terminalnya, sejuk dangan senyumanya, marah dengan manjanya, jarak dengan rindunya, sore dengan perpisahannya, mati aku dikoyak rindu tentangmu.
Selepas kepergianmu, hari-hariku tetap berjalan seperti biasanya, tidak seburuk yang pernah aku rasakan seperti sebelumnya, aku menjalani hari-hariku dengan baik-baik saja, waktu benar-benar memudarkan segala luka yang pernah aku rasa, walaupun itu tidak pernah berjalan dengan mudah, butuh proses yang sebagian orang tidak bisa melaluinya, hingga berujung pada kegagalan memperbaiki rasa.
Aku tidak pernah benar-benar bisa melupakan segala yang pernah kita lalui, tidak pernah mudah melupakan sesuatu yang telah banyak memberikan warna, aku hanya belajar untuk mengikhlaskan kepergianmu, sementara melupakanmu adalah sebuah kemustahilan yang tidak akan pernah bisa aku lakukan, kecuali jika pikiranku mengalami kelumpuhan.
Sekarang yang berbeda hanyalah, tidak ada lagi dirimu yang biasanya menjadi teman bicaraku, aku juga sungkan untuk menganggu seseorang yang sudah menjadi milik orang lain, kalau pun nanti jika kita tidak sengaja dipertemukan dan berpapasan di tengah jalan, aku akan menyapamu sekedarnya,karena aku menghargai ia yang kini telah bersamamu.
Semenjak peristiwa yang menyedihkan kala itu, kita tidak pernah lagi saling berkomunikasi, apalagi saling menanyakan kabar, sebuah situasi yang memang aku inginkan untuk mempermudahku mengikhlaskan kepergianmu, namun jangan kau kira aku berhenti mendoakanmu, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu, sekejam apapun perbuatan yang telah kau lakukan padaku.
Kini telah sama-sama kita temukan jalan, sebuah jalan untuk merengkuh kebahagiaan, meski jalan yang kita lalui berbeda, meski tidak bersama, tapi itu bukanlah alasan untuk kita tidak saling mendoakan.
Semoga kau benar-benar menemukan bahagia, semoga kelak kau tidak lagi mengalami sakit hati seperti sebelumnya, semoga kau tidak salah telah memilih ia untuk menjadi penuntun jalanmu, menjadi kekasih yang menghiasi hari-harimu.
Untuk terakhir kalinya,
Semoga kau selalu bahagia.
“Aku lelah, jika harus terus menerus berpura-pura kuat,
Aku rindu cemburu tapi tak sanggup berbicara,
Aku marah tapi tak berhak mengatakannya,
Biarlah, aku pergi dengan segala rasa yang mendera”
Komentar
Posting Komentar