Langsung ke konten utama

Empat Puluh Enam

Dan aku menerima kenyataan yang ada


Kau benar-benar tidak bisa ditebak, kemarin kau membuatku merasa sebagai orang yang paling kau butuhi, sebagai orang yang kau jadikan rumah, namun sekarang kau membuatku harus berpikir, siapa aku sebenarnya untukmu? Atau sebenarnya memang kau hanya menganggap aku benar-benar biasa, mungkin kesalahanku adalah terlalu menjadi perasa untukmu.


Malam ini ketika aku melihat sinar cahaya bintang gemerlap yang menyinari setiap sudut langit, sembari menayangkan segala peristiwa yang pernah aku lalui bersama kau selama ini, bukan untuk bersedih melainkan untuk aku jadikan pelajaran di waktu-waktu ke depan.
Setelah peristiwa panjang ini, aku benar-benar menyadari  bahwa cinta bukan sekedar soal memaafkan, cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya, cinta adalah harga diri, cinta adalah rasionalitas yang sempurna.


Awalnya aku memahami bahwa cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, sesuatu yang tidak butuh penjelasan, hal yang membuat segala luka kembali menganga, aku menjadi mudah membenarkan apa pun yang terjadi di dalam hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena aku tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut, tidak lebih dan tidak kurang.
Kenangan indah maupun sedih akan kembali memenuhi hari-hariku, segala tentangmu masih akan akrab di beranda otakku, entah hingga kapan ini akan berlangsung, hal yang membuatku sesak, tapi aku tidak akan selamanya membiarkan hidupku kembali dipenuhi harapan hidup bersamamu, sudah cukup rasa sakit hati ini menemani hari-hariku.


Biarlah aku menyimpannya sambil menumbuhkan hati yang baru, memperbaiki banyak hal yang memang harus diperbaiki, menempah diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi, karena seorang teman pernah berkata bahwa “yang patah akan tumbuh, yang hilang akan berganti, yang hancur lebur akan terobati, yang sia-sia akan jadi makna”
Beberapa hal memang tidak untuk kita miliki, melainkan untuk di ikhlaskan, dan kepergianmu adalah salah satunya, tapi aku yakin setelah ini akan ada banyak hikmah dan pembelajaran yang dapat aku petik, aku akan fokus menggapai cita-cita ku untuk menjadi seorang penulis, sebuah cita-cita yang sudah lama aku impikan, dan segala cerita tentangmu akan menjadi buku pertama yang akan aku tulis.




"Beberapa orang mungkin hanya bisa dijadikan kenangan, bukan kemenangan
Tak perlu bersusah payah melupakan,
Karena manusia memang hanya bisa mengingat,
Tanpa pernah tahu bagaiamana caranya melupakan”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu

 Sore tadi mendung, dan seketika hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba, diatas kendaraan roda dua yang kukendarai, sekelebat kenangan menerobos masuk begitu saja tanpa permisi. Kita memang seperti hitam dan putih ya ? Jujur, sampai saat ini aku masih belum mengerti, mengapa dulu kau izinkan orang yang hidupnya sehampa aku masuk ke dalam hidup yang begitu ramai. Aku tak mengerti mengapa dulu kau berikan aku banyak perbincangan baik dan kopi yang hangat. Dan aku lebih tidak mengerti mengapa setelah itu semuanya lepas seperti benang yang sengaja diputus, kertas yang sengaja dirobek tanpa pernah memberi penjelasan mengapa semuanya harus dilakukan. Aku ingat, kau ingat tidak ? Dulu, kau pernah mengingatkan aku. Yang nadanya se-khawatir ini : “Kalau udah sampai rumah, ngabarin itu gapapa loh yaa” Yang kemudian aku balas dengan senyum sepanjang hari dalam diri. Lantas, sekarang mengapa nada nya menjadi sepilu ini : “Kau apa kabar ? aku dengar kau sedang sakit. Semoga lekas sembuh ya Ann” Yang c

Permulaan

Bagi sebagian orang, malam selalu menjadi waktu terbaik untuk merebahkan lelah setelah seharian bergulat pada kerja, untukku tidak demikian. Malam adalah waktu terbaik untuk aku bercerita dan mendengarkan ceritamu. Setiap malam, setelah tubuh berada di ujung lelah, kau hadir walau hanya lewat suara.  Kau bercerita tentang bagaimana harimu, tentang sebanyak apa kegelisahan-kegelisahan yang kau temui sepanjang hari. Aku dengan antusias mendengar setiap untaian kata yang kau bicarakan. Setelah semua hal dirasa selesai, kau pamit untuk melanjutkan cerita ini dari dalam mimpi. Aku mengiyakan sembari menitipkan sepucuk rindu dari balik awan, berharap akan kau temui besok pagi dari balik tumbuhan yang kau rawat dengan sepenuh hati.  Kufikir, setelah perbincangan-perbincangan sebelum tidur yang rutin kita lakukan, selepas aku menjadi tempat segala keluh kesahmu tercurah, aku akan menjadi satu-satunya di hatimu. Kau bercerita tentang banyak hal, tentang kesalahan di masa lalu yang tidak akan ka

Memaknai Rinjani #1

"AWAL” Setelah berhasil menginjakkan kaki di puncak berapi tertinggi di Indonesia (Kerinci 3805 Mdpl). Kemudian dilanjutkan dengan puncak berapi tertinggi ketiga (Semeru 3676 Mdpl). Perasaan untuk menyambung silaturahmi ke tanah berapi tertinggi kedua (Rinjani 3726 Mdpl) pun hadir. Ada perasaan yang sulit sekali untuk diterjemahkan, entah mengapa Rinjani selalu membuat mata terpanah ketika melihat keindahan alam nya, walaupun hanya dari layar kaca. Semua berawal dari bulan April, 2020. Saya menghubungi beberapa orang kawan untuk ikut serta, gayung bersambut, ternyata kami punya impian yang sama. Waktu berjalan, rencana awal mendaki di bulan Juni harus pupus karena pandemi, dengan berat hati kami coba mengikhlaskan. Semula tidak ada niatan untuk mengubah jadwal pendakian, tapi seiring waktu berjalan, rencana yang hancur disusun lagi puing demi puing, Desember, adalah waktu yang kami pilih untuk mengunjungi Rinjani ! Seminggu sebelum berangkat banyak sekali halang rintang yang mengh