Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Melepas kewajiban di Puncak Indrapura #3

“PULANG” Langkah kaki terbilang berat, tapi mau tidak mau kami harus segera turun agar tidak kemalaman di jalan, semua berjalan lancar hingga akhirnya hal yang tidak diinginkan terjadi. hari sudah gelap, sementara kami masih berada di pos 3, tidak lama setelahnya hujan mengguyur dengan intensitas lebat, lelah, kesal, dingin menghiasi suasana, dengan tenaga yang tersisa kami tetap berjalan. Suasana mistis semakin menjadi-jadi, selain cuaca yang mendukung, kami juga merasa ada yang salah dengan perjalanan ini, estimasi yang sudah direncakan meleset jauh, kami merasa berputar-putar pada jalan yang sama, entah karena halusinasi akibat lelah, atau memang ada sesuatu yang salah. Hingga akhirnya jam 9 kami keluar dari mencekamnya hutan kerinci, tiba di pos langsung mengambil motor dan melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Setelah kesana kemari, penginapan tak kunjung ditemukan, perut yang teramat lapar membuat situasi tidak kondusif, amarah gampang sekali keluar, akhirnya kami mampir d

Melepas kewajiban di Puncak Indrapura #2

Pagi menyingsing, badan yang teramat lelah membuat saya bangun agak kesiangan, jam 8 pagi. Setelahnya kami bersiap-siap untuk sarapan, mengemas barang dan melanjutkan perjalan menuju Shelter 2. Jalur yang awalnya landai tidak lagi ramah, tanjakan demi tanjakan kami lewati dengan nafas terengah-engah, beruntung cuaca cerah, jadi jalur tidak begitu becek. Di tengah perjalanan ada salah seorang dari kelompok kami yang mengeluh sakit perut, hingga tidak bisa melanjutkan perjalanan. Kami memutuskan berhenti sejenak, lumayan lama, sebelum akhirnya beliau kuat untuk melanjutkan perjalanan. 4 jam perjalanan adalah waktu yang harus kami tempuh hingga tiba di Shelter 2, disana kami memasak, makan siang dan santai-santai sejenak. Jalur sebelumnya ternyata belum ada apa-apa dibanding jalur dari Shelter 2 menuju Shelter 3, merangkak, menunduk, adalah ritual yang mesti kami lakukan, musabab banyak sekali jalur yang tertutupi oleh akar pohon, yang paling terkenal adalah “Lorong tikus”, untuk melewa

Melepas kewajiban di puncak Indrapura #1

"AWAL” Semesta dengan segala konspirasi di dalamnya selalu membuat penghuninya takjub, skenario yang ada tidak pernah terduga. Saya menerima notifikasi berupa ajakan mendaki gunung dari seorang rekan pendakian sekaligus Guru saya ketika sekolah dulu, Dempo, adalah gunung yang akan kami sambangi, saya tanpa basa-basi langsung mengiyakan. Seminggu sebelum keberangkatan kami mendapatkan berita bahwasanya gunung Dempo ditutup, musabab statusnya yang sedang waspada. Hingga kami akhirnya memutuskan untuk mendaki Kerinci saja, gunung berapi tertinggi yang ada di Indonesia. “KEBERANGKATAN” Hari ketiga lebaran, malamnya kami kumpul di rumah salah satu kawan untuk menyiapkan peralatan dan kebutuhan logistik, rencanaya kami akan berangkat pada besok pagi dengan target tiba di Muko-muko pada sore hari. Seberes menyiapkan peralatan dan membeli logistik, saya pulang dan istirahat. Paginya di jemput Erik, kami kumpul sebentar sembari menunggu teman yang lain, ada dua belas orang di ro

Menjemput mimpi di Mahameru #3

“Pulang” Perjalanan pulang diisi dengan drama-drama yang agaknya menyebalkan, saya dan rombongan memutuskan berpisah ketika di Jambangan, Anfa berjalan lebih dulu, saya menyusul kemudian sembari membawa sekantung plastik sampah ukuran besar, sementara lima orang lainnya jalan terakhir. Saya berjalan cepat, berharap jam 6 sore nanti sudah bisa sampai basecamp dan menyetorkan sampah yang kami miliki, karena seorang dari rombongan kami bilang kalau sampah harus tiba jam 6 sore, itu agar kami tidak dikenakan denda karena lewat dari waktu yang sudah ditentukan. Di ranu kumbolo saya berhenti sejenak, mengisi air dan beres-beres barang yang kami tinggalkan kemarin. Banyak diantara rombongan pendakian yang juga bersiap turun, tentu dengan kantong sampah yang mereka bawa, saya iseng bertanya mengenai masalah sampah, dari dua rombongan pendakian yang saya tanya, semuanya menjawab bahwa sampah bisa disetorkan besok dan kami tidak akan kena denda. Saya yang mendengarnya girang, setelah itu duduk