Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Kali Kedelapan

Sebuah Tanya Setelah menghabiskan dua gelas kopi yang aku racik sendiri, Aku dapati sebuah keputusan  untuk mencari tahu lebih jauh , Tentang siapa sosok lelaki yang kemarin jalan bersamamu, Lelaki yang telah berhasil membuat hatiku patah, Lelaki yang membuat hari-hariku selanjutnya penuh akan tanda tanya. Setelah melakukan investigasi panjang dan riset yang tidak sembarangan, Senang sekali rasanya, ketika aku mendapatkan sebuah kenyataan, Bahwa lelaki itu bukanlah kekasihmu, Kesenangan yang mungkin sedikit jahat, Karena aku sedang bersenang-senang di atas kesedihan orang lain, Kebahagiaan yang mungkin agak egois, Karena berbahagia diatas kedukaan orang lain. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa, Aku sama saja seperti sosok lelaki yang kemarin bersamamu, Ingin merasakan kebahagiaan yang diperoleh darimu, Namun pada kenyataannya, Aku dan dia mengharapkan satu wanita yang sama, Aku dapati informasi bahwa ternyata dia yang kemarin bers

Kali Ketujuh

Berbagi Semesta Pada awalnya aku sempat bepikir, bahwa hanya aku sang pemilik senyum yang terekah di bibirmu, pada awalnya aku menyangka, hanya aku sang pemilik lesung pipit yang terlukis di pipimu, pada awalnya aku menduga, hanya aku sang pemilik bola indah matamu, aku mencoba menerka-menerka, namun rupanya aku tak cukup hebat dalam menerka, aku mencoba untuk menebak, tapi rupanya aku tak cukup lihai dalam menebak, ternyata, bukan hanya aku sang pemilik tunggal senyum di bibirmu, pada realita nya, bukan aku pula sang pemilik tawa yang tercurah dari mulutmu. Senyum yang kau torehkan bukan hanya untukku, senyummu ternyata terbagi ke berbagai penjuru, sialnya ada satu orang yang juga menyelinap masuk ke dalam hidupmu, diam-diam menawarkan hati nya juga padamu, menawarkan banyak kebahagiaan sama seperti yang aku tawarkan padamu, hingga nanti kau lah yang berhak memilih pada siapa hatimu akan kau titipkan. Maafkan aku, seharusnya aku sudah harus tahu diri dalam men

Kali Keenam

Senja dan matamu Kau tahu? Senja tidak lagi sama seperti saat sebelum kedatanganmu, Sebelum kedatanganmu, senja tidak pernah menarik, Tidak pernah aku nikmati lagi rutinitas wajib menatap senja yang biasa aku lakukan sebelum kedatanganmu, Namun sekarang senja akan kembali lagi pada masa emasnya, Menatap senja bersamamu, sembari menyeruput kopi yang tersaji di atas meja, Akan menjadi kebiasaan paling indah di masa-masa yang akan datang. Untuk waktu sesore ini, Aku hanya berharap kau bersedia berhenti sejenak dari rutinitas padatmu, Aku ingin kau mengintip dari balik jendela kaca yang mulai berembun, Disana ada banyak rindu yang hadir bersama cahaya senja dan rintik hujan kali ini, Aku menitip setiap detik rinduku yang tertuju padamu, Semoga kau menemuinya dengan penuh sukacita. Saat malam menyingsing, Aku menyampaikan pesan dari balik kegelapan untukmu, “Tidurlah”, jangan tidur terlalu malam, Itu tidak baik untuk kesehatanmu, Aku tidak

Kali Kelima

Pasca Perkenalan Sebelum kau hadir, Aku sempat berpikir bahwa hidup adalah perkara masing-masing, Tidak ada yang berhak mengusik satu sama lain, nyatanya anggapanku salah, Aku butuh seseorang untuk kumintai saran dalam menjalani hidupku, Dan aku pikir kau adalah sosok yang tepat untuk memberikan setiap saran dalam perjalanan hidupku, Dari hal yang paling penting, hingga sekadar meminta pendapat tentang bagaimana kau memandang hidupku dari sudut pandangangmu.  Aku mencoba untuk menemuimu di antara jarak yang memisahkan, Melalui ponsel yang sudah aku rawat sejak dua tahun lalu, Aku menyapa dirimu dengan semangat yang menggebu, Kata-kata selamat pagi tercurahkan dariku, sengaja aku kirimkan untuk sosokmu yang jauh dari pandanganku, Sebuah ucapan yang  nampak biasa-biasa saja, jika dibaca oleh orang yang sedang tidak  kasmaran, Namun akan menjadi kalimat yang penuh akan makna, jika dalam pandangan orang-orang yang sedang kasmaran sepertiku. Aku s

Kali Keempat

  Masuk Ke Duniamu Suasana malam yang langitnya di hiasi bintang-bintang, Ditemani dengan sinar rembulan yang memancarkan sinar cahaya terang, Adalah pengantar jalanku untuk mencoba jauh lebih dekat denganmu. Melalui sapaan selamat malam yang tertulis di layar ponselku, Aku menjumpaimu dengan mengirimkan sebuah pesan singkat ke kontak ponselmu, Aku mendapatkan nya dari sebuah obrolan lewat direct message di instagram milikmu, Kau pun menyambut pesanku dengan sebuah balasan, Setelah itu kita saling berbalas pesan dan tenggelam dalam perbincangan hingga tengah malam, Aku yang mengawali perbincangan kita dengan kalimat sapaan selamat malam,  Berhasil mengantarkan kita pada obrolan-obrolan panjang, Pesan-pesan yang aku terima darimu, Menjadi pemandangan yang menghiasi layar ponselku di setiap hari-hari berikutnya. Sapaan selamat pagi akhir-akhir ini menjadi penyemangat di awal hariku yang dingin, Ponsel menjadi hal utama yang harus aku temui di wa

Kali Ketiga

Mencoba Beradaptasi  Kurasa aku telah jatuh cinta padamu, Berulang kali aku mencoba untuk menyingkirkan segala tentangmu dari pikiranku, Namun berulang kali pula pikiranku menolaknya, Sekeras mungkin aku mencoba untuk tidak mengizinkan kau hadir di dalam hatiku, Namun sekeras itu pula hatiku menolaknya, Kau terlalu kuat untuk aku kalahkan, Kau sudah masuk dalam relung hati yang paling dalam, Biarlah kalau begitu, aku akan menikmati nya dengan senang. Aku tak pernah menyangka jika aku akan terjebak dalam perasaan yang tumbuh begitu cepat, Awalnya ku pikir pertemuan kita akan berakhir setelah kau pulang kerumah, dan aku kembali terjebak dalam rutinitasku, Namun aku merasakan ada sesuatu yang berbeda, ada sesuatu yang hadir di dalam jiwa, Terasa begitu damai dan sangat menenangkan, Hingga melahirkan sebuah rasa yang tak bernama, Aku ingin diberi kesempatan untuk bisa merengkuh hatimu, Jika nantinya kau izinkan, Akan aku jaga baik-baik hatimu dari s

Kali Kedua,

Tetesan Hujan Sore gerimis selepas tengah hari yang di rundung mendung, membuat langit terlihat kelam, Namun langit kelam lah rupanya yang mengantarkanku pada pertemuan denganmu kala itu, Gemuruh petir yang kadang terdengar kencang, kadang pula terdengar samar, Lapangan luas di komplek gedung-gedung perkuliahan adalah saksi bisu pertemuan kita, Kala itu bola matamu yang indah memancarkan sinarnya, Menarik mataku untuk menatapnya dalam-dalam, secara tidak tersadar memaksa mulutku untuk berbicara dan mengajakmu berkenalan, Sembari menyodorkan tanganku yang bergerak kaku karena kikuk oleh keadaan, Kau pun mempersilahkan tanganmu untuk kusentuh dengan pelan, Aku merasa dunia berhenti sejenak tatkala kau dan aku bersalaman, Seakan seluruh alam semesta menyaksikan perkenalan kita, Hal yang seketika membuat jantungku berhenti berdetak sejenak, Untuk kemudian berdetak hebat dilanda kegugupan, Saat tanganku dan tanganmu saling mengenggam, seketika kau membawaku ke dalam dunia

Pertama kali

  Pertemuan  Dengan segala keterbatasan rasa yang aku milikki, Aku masih bisa membedakan, ini cinta atau hanya penasaran belaka, Aku tak pernah merasa semerah jambu ini sejak beberapa tahun terakhir, Apalagi selepas duniaku porak-poranda, Semua hanya abu-abu, samar, dan semua nampak gelap, Tak ada rasa yang menggebu, atau perasaan suka yang menyentuh kalbu. Bahkan aku lupa bagaimana hangatnya sapaan selamat pagi di pagi yang dingin, Aku juga lupa betapa menenangkan nya ucapan selamat tidur sebelum tidur malamku, Aku merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidupku, Segala kegiatan yang aku jalani sangat  membosankan, Aku kehialangan gairah untuk bekerja, Semua kegiatan yang aku lakukan hanyalah semata-mata untuk mengenyangkan logika. Kemudian semua berubah setelah kau datang, Kehadiranmu yang masih abu-abu sudah membuatku semangat menjalani kehidupan, Aku yakin, esok hari-hariku tidak akan lagi di habisi oleh kegiatan-kegiatan yang membosankan untuk memuaskan log

Pendakian Gunung Dempo, PagarAlam, Sumatera Selatan

Pagaralam, Sumatera Selatan (kali kedua) 23-27 November 2018 Bagiku sendiri ini merupakan kunjungan kedua setelah perjalanan empat tahun silam, tujuanku pun masih sama dengan niat awal pertama kali menginjakkan kaki ke kota yang hijau dan diapit bukit barisan ini,  mendaki Gunung dempo yang notabene nya adalah Gunung tertinggi di Sumatera Selatan, sesampai di kota yang terkenal dengan Pagaralam kota bunga itu, aku disambut oleh teman baikku yang dikenal semenjak 2016 lalu di salah satu agenda organisasi nasional, namanya Ursi, menurutku dia adalah salah satu representasi teman dengan berbagai karakter, kadang keras tapi sungguh penyayang, ada juga Ari teman baruku sedari di Pagaralam, sosok yang humoris, yang membuat kota Pagaralam tidak asing bagiku, juga seorang teman yang mengagumkan bernama Dimas, dia adalah seorang anak pecinta alam yang tergabung di komunitas pecinta alam basemah. Sabtu pagi keberangkatan kami sedikit dihiasi oleh kabut tipis