Epilog
Akhirnya waktu benar-benar memudarkan kita, membuatku tidak lagi memikirkanmu, di sini aku sudah menjalani hidupku dengan bahagia, hal berbeda dengan apa yang kau rasakan disana, aku dapati kabar jika kau sedang sibuk mengemas luka, merajut asa untuk kembali merasakan bahagia, sebab ia yang telah kau percayakan untuk menjaga hatimu, ternyata pergi meninggalkanmu.
Aku berterima kasih banyak padamu, sebab kau yang dulu berulang kali melukaiku, berhasil mengantarkanku pada hal yang sudah aku impikan sejak dulu, aku membuat sebuah naskah yang bercerita tentang kisah kita, dan beruntungnya diterima oleh salah satu penerbit, sehingga kisah kita yang tidak lagi bermakna, menjadi suatu hal yang penuh makna.
Aku harap, setiap orang yang membaca kisah kita, mereka bisa belajar, sehingga tidak melakukan hal yang sama dengan apa yang pernah kau lakukan, menyia-nyiakan seseorang yang sangat menyanyangi, demi seseorang yang tidak pernah bersungguh-sungguh untukmu, dan semoga juga belajar dariku, berulang kali jatuh di tempat yang sama, menginginkan seseorang yang tidak pernah menginginkan.
Biarlah itu menjadi masa lalu kita, aku pun disini sudah melupakan semuanya, melupakan segala hal yang pernah kau lakukan padaku, aku menjadikannya pengalaman paling berharga dalam hidupku, agar tidak lagi terjatuh pada cinta yang salah, walaupun sejak awal kita tidak pernah tahu, akan jatuh cinta pada seseorang yang salah atau tidak, sebab cinta itu buta.
Kalau seandainya semesta mengizinkanku untuk kembali bertemu denganmu, aku ingin sekali bertemu denganmu, walaupun hanya sebentar saja, aku ingin sekali berbicara denganmu, membantu menguatkanmu dari segala peristiwa yang menimpamu, sebab bagaimanapun, kau adalah sahabatku, dan seseorang yang pernah menghiasi hari-hariku.
Tapi aku tidak akan mengulangi kesalahanku di masa lalu, karena di sini sudah ada seseorang yang lain menemaniku, seseorang yang benar-benar mencintaiku, seseorang yang membantuku dalam banyak hal, dan yang paling penting, ia tidak sepertimu yang datang membawa bahagia, kemudian pergi meninggalkan luka.
Semoga kau lekas sembuh dari rasa luka yang mendera, dari rasa sakit yang melanda, dan dari rasa kecewa yang tak kunjung reda,
Aku yakin waktu akan menjadikanmu seseorang yang lebih kuat, dan pasti suatu saat nanti semesta akan mempertemukanmu kembali dengan seseorang yang mampu membuatmu merasa seperti sedia kala, sekarang nikmati saja, mungkin semesta sedang memberikan karma atas segala tindakanmu di masa lalu, bukan hanya padaku, juga pada orang lain nya.
Ingatlah, angin tidak tercipta sebagai 'Makhluk Hidup' namun ia bebas untuk bergerak. Walau nganga luka di liuk pikuk kehidupan semakin menganga, kau pun bebas menjadi 'angin'
BalasHapus