Kau, yang kembali berpaling
Aku pikir memberikanmu jarak akan membuatmu menyadari bahwa kita ternyata sangat membutuhkan satu sama lain, tapi ternyata aku salah, jarak malah membuatmu sadar, kalau kau tidak lagi membutuhkanku,
Tidak ada yang salah denganmu, yang salah adalah aku, terlalu terlena dengan euforia bahagia hingga kebodohan menjadi teman nyata yang menganggu jiwa.
Setelah beberapa waktu menunggu, aku menerima sebuah kenyatan pahit untuk kedua kalinya, aku dapati sebuah kabar kalau kau sudah bersama lelaki lain, lelaki yang bahkan tidak pernah aku duga akan hadir di hidupmu, lelaki yang sudah aku anggap sebagai teman untuk berjalan bersama dan bekerjasama,
Aku yang berusaha keras untuk mendapatkanmu, ternyata dia juga berusaha keras agar aku tidak mendapatkanmu, akhirnya aku mengetahui, bahwa dia adalah dalang dari segala kegaduhan yang ada.
Aku tidak marah mendengar peristiwa ini, walaupun aku tidak pernah bisa menyembunyikan kekesalan ini, paling tidak aku bersyukur karena tidak lagi terjebak pada cinta yang salah, aku jadi banyak belajar dari segala kejadian ini,
Kau sosok wanita yang aku anggap sebagai gadis baik, ternyata tidak pernah sebaik yang aku kira, dia yang aku sangka sebagai teman yang mengagumkan, ternyata malah ia yang menjatuhkan secara diam-diam, menusuk dari belakang, dasar pecundang!
Di sebuah lapangan dekat dengan pusat keramain kota, ia mengungkapkan perasaan padamu, di antara kerumunan teman-temanmu, ia memberikan setangkai bunga, lengkap dengan coklat yang paling kau suka, kau menerima cinta nya dengan penuh suka cita, kemudian teman-temanmu menyambutnya dengan sorak gembira, hal yang membuat hatiku lagi-lagi patah,
Aku tidak akan marah padamu, begitu juga dengan lelaki yang sudah menjadi pilihanmu, aku turut bahagia mendengar kabar baik itu, aku turut mendoakan yang terbaik, semoga kalian senantiasa bersama,
Aku senang karena sudah ada lelaki yang kau yakini layak untuk membahagiakanmu, sudah ada lelaki yang kau anggap cakap untuk menjagamu, lelaki yang akan menemani setiap langkahmu, semoga pilihanmu tidak salah.
Namun kau juga harus tahu, bahwa aku adalah lelaki biasa, tidak ada bedanya dengan lelaki lain di luar sana, bisa merasakan sakit, bisa merasakan sedih, juga bisa merasakan pedihnya jatuh berkali-kali, sebisa mungkin aku untuk tidak berubah, untuk tetap menjadi orang yang kau kenal seperti biasanya, tapi jika seandainya waktu membawaku pergi jauh dari hadapanmu, ingatlah selalu bahwa aku pernah menjadi seseorang yang sangat berharap bisa memilikimu.
Rasanya tidak perlu lagi ada penjelasan yang harus aku jabarkan, atau klarifikasi yang kau berikan, semuanya sudah cukup jelas untuk dimengerti, akan percuma menjelaskan segala hal yang membuatku bisa bertahan, karena pada kenyataannya kau tidak pernah menghargai setiap usaha yang aku kerahkan,
Kau yang aku cinta, membuatku kembali luka, kau yang susah payah aku perjuangkan, malah dia yang kau pilih untuk menjadi seseorang yang akan menemanimu, begitulah realita yang harus aku hadapi sekarang, ekspetasi yang sudah aku bangun mendadak porak-poranda di buatnya, segala sesuatu yang sudah aku rencanakan berakhir di tengah jalan, sebab kau sebagai pemeran utama yang aku tujukan,sudah memilih pergi dengan orang lain.
Selamat ucapku padamu, semoga kau bahagia dan dapat menuai suka cita setiap harinya, semoga hari-harimu terwarnai oleh kehadiran dirinya, tidak usah tanya bagaimana denganku, karena segala perhatianmu tidak akan lagi punya arti untukku,
Tidak usah bersusah payah memberikan tangan untuk aku genggam, kalau pada nyatanya hanya untuk kau lepaskan, tidak usah saling berinteraksi, karena aku sadar segala yang kau lakukan hanya sekedar tindakan basa-basi.
Untuk hari-hari ke depan, aku akan tetap baik-baik saja, aku akan tetap menjalani hidup seperti bisanya, makan seperlunya, minum secukupnya, dan kemudian tidur seperti biasanya, untuk kesekian kali,
Semoga kau bahagia denganya.
"Kau memudar oleh senyawa yang disebut waktu,
Mungkin semesta dan kau memang menginginkan ini,
Mulai saat ini, aku akan memadamkan lilin-lilin kesedihan,
Dan melepas setiap jengkal langkah kepergianmu”
Komentar
Posting Komentar