Mencoba Untuk Beralih
Kita pernah saling melempar tatap, sebelum akhirnya memilih untuk tidak saling menetap,
Kita pernah berteduh pada satu atap, sebelum akhirnya memilih untuk tidak saling mengingat,
Dan kita pernah duduk berdua di satu tempat, sebelum akhirnya memilih untuk tidak saling melekat.
Aku berdiri di atas kegamangan, menanti setiap waktu yang akan datang memihak, berharap kesunyian lekas pergi,
Hati ini pernah berlari untuk memelukmu, namun ternyata kau pun juga berlari untuk menghindari pelukan,
Raga ini pernah berjuang mati-matian untukmu, sebelum akhirnya mati sungguhan di bunuh olehmu.
Kadang aku ingin kembali pada masa kecil, di mana semua ketidaktahuanku begitu menenangkan, di mana segala keluguanku begitu menyenangkan,
Tanpa harus otakku dipenuhi dengan berjuta pertanyaan yang hampir membuatku gila,
Tampa harus diliputi oleh peerasaan-perasaan bersalah, yang membuatku tak punya gairah.
Aku rindu, rindu ketika setiap permasalahan bisa terselesaikan dengan sepotong permen, atau bahkan hanya dengan sebuah iming-iming berkunjung ke kebun binatang,
Aku hanya rindu, bukan untuk menyesali luka-luka yang belum mengering, bahkan harus menganga lagi,
Seandainya kau ada, aku ingin merebah di pundakmu, merasakan ketenangan yang membuatku sejenak melupakan tentang permasalahan di dunia ini.
Maafkan aku,
Salahku juga yang terlalu berambisi menjadi yang terbaik untukmu, hingga aku lupa, bahwa yang terbaik, belum tentu menyenangkan bagimu,
Sejak kejadian semua mendadak berubah, aku merasakan hal-hal asing, bahkan terhadap diriku sendiri.
Aku harus mengorbankan perasaaan yang sudah aku tanam dalam-dalam untukmu,
Mengubur dalam-dalam perasaan yang setiap hari sudah aku semai dengan pupuk kebahagiaan,
Mematahkan harapan yang sudah aku rangkai sedemikian rupa untukmu,
Bukan aku yang menghancurkan semuanya, tapi jawaban yang kau berikanlah menjadi andil tebesar dalam merubah segalanya.
Aku akan mencoba peruntungan baru,
Mencoba mengadu nasib dengan mencari kebahagiaan pada orang lain,
Mendekati orang baru yang bersedia untuk menemani hari-hariku, aku akan memulai semuanya, seperti aku memulai denganmu,
Mengenal seseorang lebih dalam, mencoba untuk masuk ke dalam hatinya.
Namun aku tidak tahu apakah akan merasakan kenyamanan seperti yang aku rasakan saat bersamamubersamamu,
Aku tidak tahu apakah akan merasakan kehangatan seperti kehangatan yang aku rasakan saat berada di dekatmu,
Aku tidak tahu apakah akan merasakan kesejukan seperti yang aku rasakan saat berada di sampingmu.
Mungkin itu hanya perasaan khawatir atau hanya halusinasi ku saja,
Mungkin juga aku terlalu cepat menyimpulkan sesuatu yang belum waktunya untuk diberi kesimpulan,
Bagaimana aku bisa menyimpulkan sesuatu yang baru saja akan aku coba jalani,
Bagaimana mungkin aku bisa menerka sesuatu yang baru saja hendak aku eja,
semua hal yang baru butuh waktu untuk beradaptasi,
Memang tidak pernah mudah menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan,
Namun aku yakin, ini hanyalah perihal waktu,
cepat atau lambat, semesta akan memperbaiki keadaanku.
Bodoh sekali jika aku harus berlarut dalam kesedihan,
Sementara dirimu disana mungkin sedang berpegangan tangan dengan orang yang kau sukai,
Mungkin kau sedang asik bercerita via telepon dengan lelaki lain yang kau cintai,
Atau barang kali kau sedang asik berkumpul dengan teman-temanmu, tanpa sedikit pun menghiraukan apa yang telah kau perbuat padaku.
Memang benar kiranya,
Kau tidak pernah memperdulikan tentang apa yang aku rasakan,
Kemungkinan apa saja itu bisa terjadi,
Tapi kita tidak bisa memungkiri sebuah kenyataan bahwa cinta sering kali membuat seseorang menjadi bodoh,
Dan aku telah menjadi salah satu korbannya
“Jangan pernah berfikir kalau kamu tidak layak untuk dicintai,
Hanya karena ia tidak membalas perasaanmu,
Jangan sampai hanya karena ada satu orang yang tidak mencintaimu,
Kamu justru berfikir bahwa dirimu tidak pantas untuk dicintai ”
Komentar
Posting Komentar