Langsung ke konten utama

Dua puluh empat

Dan, Hatimu pun hancur


Aku agak terkejut, ketika mendengar sebuah kenyataan hatimu telah dihancurkan,
Ada seseorang yang mematahkan hatimu,
Seseorang yang mempora-porandakan jagat rayamu,
Yang membuat kesedihan menjadi akrab denganmu.


Mengeluhah jika kau ingin mengeluh,
Lepaskan segala rasa sakit di hatimu yang membelenggu,
Ternyata di balik ketidakpedulianmu terhadap aku yang mencintaimu,
Kau juga punya perasaan yang sangat rapuh .


Bersedihlah jika kau ingin bersedih,
Lepaskan segala perih yang menusuk di dalam hati,
Tuhan menciptakan kesedihan sebagai pengingat, bahwa hidup tak melulu soal kebahagiaan,
Ternyata di balik kekejamanmu menolakku, kau juga punya sisi lain yang akhirnya ku mengerti.


Aku dapati sebuah kabar bahwa ada seseorang yang menyakitimu,
Kemudian kau tak hentinya menangis terseduh-seduh,
Menangislah jika kau ingin menangis,
Menangislah jika itu bisa meredam amarahmu,
Menangislah jika itu bisa memperbaiki segala rasa kecewamu,
Tuhan menciptakan air mata untuk ditumpahkan, ketika hati tak mampu lagi menahan segala beban.


Aku merenung, orang bodoh seperti apa yang telah membuatmu air matamu jatuh, mata yang sangat ingin sekali aku jaga dari segala tangisan,
Orang bodoh seperti apa yang menggoreskan luka di hatimu, hati yang sangat sekali ingin aku lindungi dari segala luka.


Kau yang kuyakini sebagai gadis baik idaman banyak lelaki,
Ternyata masih ada saja laki-laki yang tega membuatmu menangis,
Kalau saja aku yang berada di posisi lelaki itu,
Tidak akan aku biarkan sedikit pun air mata kesedihan tumpah dari matamu,
Tidak akan kubiarkan sedikit pun matamu lebam karena tangis kesedihan,
Tidak akan kubiarkan sedikit pun luka merobek hatimu,
Kalau saja aku diberikan kesempatan untuk menjaganya, akan kujaga dengan sebaik-baiknya,
Namun kau tak pernah memperkenankanku untuk menjaganya.


Kau menangis terseduh-seduh, karena ada seseorang lelaki yang telah menduakan cintamu,
Lelaki yang dengan tega membagi cinta untukmu,
Aku tidak bisa berbuat banyak, kau dan aku sekarang terlalu jauh berjarak, kau menjauh dengan alasan yang tidak pernah aku ketahui,
Kau pergi sesukamu tanpa menghiraukanku,
Tanpa memperdulikanku segala hal yang telah terjadi padaku, hal yang lantas membuatku secara sadar untuk menjauh darimu.


Namun kau tidak usah khawatir,
Sejak awal aku sudah mengenalmu sebagai seorang wanita yang kuat dengan segala macam keadaan,
Semua yang terjadi akan berlalu, jika kebahagiaan kau bersama nya saja bisa berakhir, hal yang sama juga berlaku dengan kekecewaanmu,
Semua keseidhan akan berakhir jika sudah tiba waktunya.


Sudahlah hentikan tangismu,
Kau tidak boleh terpuruk terlalu lama,
Laki-laki yang telah mengkhiatimu tidak pantas untuk kau tangisi,
Kau hanya perlu percaya, bahwa kau akan sembuh seperti sedia kala jika waktunya tiba,
Tidak pernah mudah sembuh dari luka, tidak pernah mudah bukan berarti tidak bisa.


Namun, kau harus percaya bahwa semua akan kembali seperti sedia kala,
Biarkan waktu dan semesta yang bekerja, sebuah luka yang tercipta butuh waktu untuk membuatnya sembuh kembali,
Kita butuh waktu untuk berkabung ketika dilanda musibah,
Kita pernah mengalami sakit pada waktu-waktu sebelumnya,
Kemudian akhirnya waktu membawa kita kembali sembuh dengan sendirinya.


Kau hanya harus bersahabat dengan waktu,
Menikmati setiap detiknya, menikmati setiap menitnya, menjalani setiap prosesnya,
Berharap ia dengan akrab menemani hingga tiba kesembuhanmu,
Kau juga harus bersahabat dengan obat yang bernama kesendirian,
Ketika sakit kau butuh banyak waktu untuk merenung,
Butuh banyak waktu untuk berfikir, butuh banyak waktu untuk menyadari tentang apa yang membuatmu terluka,
Tentang apa yang membuatmu merasa bersedih.


Boleh jadi segala kesedihan yang sedang kau rasakan adalah jalan untuk menuju kebahagiaan yang baru,
Boleh jadi tuhan sedang menunjukkan jalan untukmu menemukan seseorang yang benar-benar layak untuk menjagamu.


Setelah melewati fase itu semua,
Kau akan sembuh seperti sedia kala,
Menikmati hidupmu seperti biasanya,
Kau akan bertemu dengan orang baru yang akan menghiasi hari-harimu,
Dan aku masih saja beharap bahwa lelaki itu adalah aku.


Semoga kau baik-baik saja








“Kadang aku bertanya-tanya dengan diriku sendiri, alasan mengapa aku berjuang begitu keras untuk memperjuangkanmu,
Apakah karena rasa sayngku padamu yang begitu besar? Ataukah karena keegoisanku yang ingin menjadi pahlawan untukmu?
Yang pasti aku hanya ingin melihat kau bahagia bagaimanapun keadaanmu”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu

 Sore tadi mendung, dan seketika hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba, diatas kendaraan roda dua yang kukendarai, sekelebat kenangan menerobos masuk begitu saja tanpa permisi. Kita memang seperti hitam dan putih ya ? Jujur, sampai saat ini aku masih belum mengerti, mengapa dulu kau izinkan orang yang hidupnya sehampa aku masuk ke dalam hidup yang begitu ramai. Aku tak mengerti mengapa dulu kau berikan aku banyak perbincangan baik dan kopi yang hangat. Dan aku lebih tidak mengerti mengapa setelah itu semuanya lepas seperti benang yang sengaja diputus, kertas yang sengaja dirobek tanpa pernah memberi penjelasan mengapa semuanya harus dilakukan. Aku ingat, kau ingat tidak ? Dulu, kau pernah mengingatkan aku. Yang nadanya se-khawatir ini : “Kalau udah sampai rumah, ngabarin itu gapapa loh yaa” Yang kemudian aku balas dengan senyum sepanjang hari dalam diri. Lantas, sekarang mengapa nada nya menjadi sepilu ini : “Kau apa kabar ? aku dengar kau sedang sakit. Semoga lekas sembuh ya Ann” Yang c

Permulaan

Bagi sebagian orang, malam selalu menjadi waktu terbaik untuk merebahkan lelah setelah seharian bergulat pada kerja, untukku tidak demikian. Malam adalah waktu terbaik untuk aku bercerita dan mendengarkan ceritamu. Setiap malam, setelah tubuh berada di ujung lelah, kau hadir walau hanya lewat suara.  Kau bercerita tentang bagaimana harimu, tentang sebanyak apa kegelisahan-kegelisahan yang kau temui sepanjang hari. Aku dengan antusias mendengar setiap untaian kata yang kau bicarakan. Setelah semua hal dirasa selesai, kau pamit untuk melanjutkan cerita ini dari dalam mimpi. Aku mengiyakan sembari menitipkan sepucuk rindu dari balik awan, berharap akan kau temui besok pagi dari balik tumbuhan yang kau rawat dengan sepenuh hati.  Kufikir, setelah perbincangan-perbincangan sebelum tidur yang rutin kita lakukan, selepas aku menjadi tempat segala keluh kesahmu tercurah, aku akan menjadi satu-satunya di hatimu. Kau bercerita tentang banyak hal, tentang kesalahan di masa lalu yang tidak akan ka

Memaknai Rinjani #1

"AWAL” Setelah berhasil menginjakkan kaki di puncak berapi tertinggi di Indonesia (Kerinci 3805 Mdpl). Kemudian dilanjutkan dengan puncak berapi tertinggi ketiga (Semeru 3676 Mdpl). Perasaan untuk menyambung silaturahmi ke tanah berapi tertinggi kedua (Rinjani 3726 Mdpl) pun hadir. Ada perasaan yang sulit sekali untuk diterjemahkan, entah mengapa Rinjani selalu membuat mata terpanah ketika melihat keindahan alam nya, walaupun hanya dari layar kaca. Semua berawal dari bulan April, 2020. Saya menghubungi beberapa orang kawan untuk ikut serta, gayung bersambut, ternyata kami punya impian yang sama. Waktu berjalan, rencana awal mendaki di bulan Juni harus pupus karena pandemi, dengan berat hati kami coba mengikhlaskan. Semula tidak ada niatan untuk mengubah jadwal pendakian, tapi seiring waktu berjalan, rencana yang hancur disusun lagi puing demi puing, Desember, adalah waktu yang kami pilih untuk mengunjungi Rinjani ! Seminggu sebelum berangkat banyak sekali halang rintang yang mengh