Langsung ke konten utama

Kali Kesembilan

Sesuatu yang aku inginkan


Aku ingin mengejar langkahmu,
Untuk kemudian berjalan bersamamu,
Aku ingin selalu berada di sampingmu,
Untuk kemudian mengukir senyuman di setiap hari-harimu, 
Aku ingin selalu tersedia untukmu,
Saat kau di rundung kesedihan dan butuh bahu untuk menjadi sandaran. 


Aku ingin selalu menemanimu ke mana pun kau ingin berjalan,
Menjagamu di setiap langkah kaki yang kau torehkan, 
Aku ingin mengajakmu mendaki ke gunung tertinggi,
Melihat segala keindahan yang di lukiskan oleh alam ,
Aku ingin mengajakmu pergi ke sebuah pulau,
Yang setiap sorenya kita dapat melihat senja tenggelam dengan warna kemerahan.


Namun, aku belum bisa mewujudkan banyak keinginan yang ingin aku lakukan bersamamu, 
Kau belum mempersilahkan aku untuk masuk lebih jauh ke dalam kehidupanmu,
Kau, belum memberikan izin untuk kemudian aku bisa melakukan semua keinginan itu.


Seandainya saja aku mampu,
Sudah kuputar waktu untuk kemudian memilih untuk tidak bertemu denganmu,
Seandainya saja aku mampu,
Sudah aku jalani hari-hariku tanpa memikirkanmu,
Seandainya saja aku mampu,
Sudah aku patahkan harap untuk bisa selalu bersamamu, 
Seandainya saja aku mampu,
Sudah aku bunuh perasaanku untuk bisa hidup bersamamu,
Seandainya saja aku mampu,
Sudah aku buang jauh-jauh segala  tentangmu yang ada di fikiranku.


Namun, aku tidak sanggup melakukan semua itu,
Kau terlalu manis untuk aku tolak hadir dalam fikiran,
Kau terlalu cantik untuk lantas seenaknya saja aku lupakan,
Kau terlalu indah untuk lantas begitu saja aku hiraukan,
Biarlah aku menjadi rumah ternyaman ketika kau sedang tersesat dan tak tau arah jalan pulang. 


Aku ingin menjadi penguat, ketika kau merasa butuh dikuatkan,
Aku ingin menjadi tempat mengadu, ketika kau merasa gaduh ,
Aku ingin menjadi tempat berkeluh kesah, ketika kau sedang merasakan keluh dan resah,
Aku ingin menjadi obat ketika ada seseorang yang melukaimu, 
Aku ingin menjadi tisu, selalu menghapuskan setiap air mata yang jatuh membasahi pipimu. 


Resiko apapun akan aku tempuh untuk melakukan yang terbaik untukmu,
Aku hanya perlu mempersiapkan diri,
Untuk menjadi rumah ternyaman ketika kau ingin pulang,
Aku hanya perlu mempersiapkan diri,
Untuk menjadi tempat ternyaman ketika kau sedang ingin berkunjung,
Apapun itu untuk kebaikanmu, akan aku lakukan walaupun itu mengorbankan perasaan,

Hingga suatu saat kau menyadari,
Bahwa hanya aku lah rumah yang mampu membuatmu nyaman, 
Hingga suatu saat kau memahami,
Bahwa hanya aku lah orang terbaik untuk kau jadikan tempat pulang.






“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Namun penuh syarat dan makna,
Seperti udara yang tidak terlihat,
Namun dibutuhkan dengan amat sangat"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu

 Sore tadi mendung, dan seketika hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba, diatas kendaraan roda dua yang kukendarai, sekelebat kenangan menerobos masuk begitu saja tanpa permisi. Kita memang seperti hitam dan putih ya ? Jujur, sampai saat ini aku masih belum mengerti, mengapa dulu kau izinkan orang yang hidupnya sehampa aku masuk ke dalam hidup yang begitu ramai. Aku tak mengerti mengapa dulu kau berikan aku banyak perbincangan baik dan kopi yang hangat. Dan aku lebih tidak mengerti mengapa setelah itu semuanya lepas seperti benang yang sengaja diputus, kertas yang sengaja dirobek tanpa pernah memberi penjelasan mengapa semuanya harus dilakukan. Aku ingat, kau ingat tidak ? Dulu, kau pernah mengingatkan aku. Yang nadanya se-khawatir ini : “Kalau udah sampai rumah, ngabarin itu gapapa loh yaa” Yang kemudian aku balas dengan senyum sepanjang hari dalam diri. Lantas, sekarang mengapa nada nya menjadi sepilu ini : “Kau apa kabar ? aku dengar kau sedang sakit. Semoga lekas sembuh ya Ann” Yang c

Permulaan

Bagi sebagian orang, malam selalu menjadi waktu terbaik untuk merebahkan lelah setelah seharian bergulat pada kerja, untukku tidak demikian. Malam adalah waktu terbaik untuk aku bercerita dan mendengarkan ceritamu. Setiap malam, setelah tubuh berada di ujung lelah, kau hadir walau hanya lewat suara.  Kau bercerita tentang bagaimana harimu, tentang sebanyak apa kegelisahan-kegelisahan yang kau temui sepanjang hari. Aku dengan antusias mendengar setiap untaian kata yang kau bicarakan. Setelah semua hal dirasa selesai, kau pamit untuk melanjutkan cerita ini dari dalam mimpi. Aku mengiyakan sembari menitipkan sepucuk rindu dari balik awan, berharap akan kau temui besok pagi dari balik tumbuhan yang kau rawat dengan sepenuh hati.  Kufikir, setelah perbincangan-perbincangan sebelum tidur yang rutin kita lakukan, selepas aku menjadi tempat segala keluh kesahmu tercurah, aku akan menjadi satu-satunya di hatimu. Kau bercerita tentang banyak hal, tentang kesalahan di masa lalu yang tidak akan ka

Memaknai Rinjani #1

"AWAL” Setelah berhasil menginjakkan kaki di puncak berapi tertinggi di Indonesia (Kerinci 3805 Mdpl). Kemudian dilanjutkan dengan puncak berapi tertinggi ketiga (Semeru 3676 Mdpl). Perasaan untuk menyambung silaturahmi ke tanah berapi tertinggi kedua (Rinjani 3726 Mdpl) pun hadir. Ada perasaan yang sulit sekali untuk diterjemahkan, entah mengapa Rinjani selalu membuat mata terpanah ketika melihat keindahan alam nya, walaupun hanya dari layar kaca. Semua berawal dari bulan April, 2020. Saya menghubungi beberapa orang kawan untuk ikut serta, gayung bersambut, ternyata kami punya impian yang sama. Waktu berjalan, rencana awal mendaki di bulan Juni harus pupus karena pandemi, dengan berat hati kami coba mengikhlaskan. Semula tidak ada niatan untuk mengubah jadwal pendakian, tapi seiring waktu berjalan, rencana yang hancur disusun lagi puing demi puing, Desember, adalah waktu yang kami pilih untuk mengunjungi Rinjani ! Seminggu sebelum berangkat banyak sekali halang rintang yang mengh