Perempuan penikmat senja
Senja hari ini menjadi sebuah fenomena yang tidak biasa,
Saat warna langit semakin menguning,
Bumi justru semakin diguyur rintik-rintik pembawa kenangan,
Kau dan senja hampir sama, sesuatu yang sudah aku tunggu dengan lama, kemudian menghilang tanpa makna, hingga akhirnya kembali lagi dengan sinar nya.
Untuk perempuan penikmat senja, kau adalah bagian tebaik yang datang ketika harapku hampir habis,
Kau adalah sebuah jawaban dari harapan yang akhirnya datang,
Kehadiranmu membawa oksigen saat aku hampir merasa hidupku telah berakhir.
Untuk perempuan penikmat senja, waktu tidak pernah merubahmu,
Kau selalu datang ketika aku sudah sangat lelah, dan hampir mengangkat bendera putih tanda menyerah,
Selayaknya tanaman yang diguyur hujan pada musim kemarau, kau membuat rasa ini tumbuh kembali.
Untuk perempuan penikmat senja, dari segala hal istimewa yang ada pada dirimu,
Aku harus menghadapi sebuah kenyatan, bahwa kau hanyalah imajinasi yang tidak pernah bisa aku buat jadi realita,
Kau pernah hadir dengan membawa sebuahsebuah bahagia, lalu pergi tanpa ada kejelasan, dan sekarang kau kembali datang.
Untuk perempuan penikmat senja,
Bolehkah aku bertanya kepada pencipta senja?
Apakah akhirnya ia akan mengantarkan kita pada kebahagiaan abadi?
Membuat kita tidak lagi merasakan sakit hati.
Untuk perempuan penikmat senja,
Aku ingin kedatanganmu tidak lagi hanya menjadi sekedar hiasan di hidupku, yang datang menyapa dari sudut langit, kemudian menghilang dilahap sang awan.
Untuk perempuan penikmat senja, aku tidak pernah benar-benar sadar,
Lelaki seperti apa yang menjadi pilihanmu, meski begitu aku tetap senang menyambut setiap kedatanganmu, seperti waktu dulu.
Untuk perempuan penikmat senja, kau adalah tempat segala perasaan cintaku berlabuh,
Berharap suatu saat nanti, kau mempersilahkan aku untuk menjadi satu-satunya pemilik hatimu,
Kau adalah alasan bahagiaku tercipta, berharap suatu saat nanti kau akan menyambutnya dengan penuh suka cita.
Untuk perempuan penikmat senja, pada sela jari-jarimu tanganku akan berlabuh,
Berharap suatu saat nanti akan kau gengam erat tanpa ada orang lain yang bisa melepaskan,
Pada dekap lembut tubuhmu, tubuhku akan datang, berharap suatu saat nanti kau akan memeluk tubuhku dengan penuh kehangatan.
Untuk perempuan penikmat senja, pada semestamu diriku akan hidup,
Berharap suatu saat nanti kau akan menghiasi hari-hariku penuh dengan keindahan,
Di dalam hatimu, hatiku akan bersemayam,
Berharap suatu saat nanti aku bisa menikmati malam-malam bersamamu penuh dengan kenyamanan.
Untuk perempuan penikmat senja, sekeras apapun jarak memisahkan,
Sekuat apapun waktu mencoba untuk merenggut kebersamaan, aku akan terus melawan agar bisa mendapatkan apa yang aku impikan.
Untuk perempuan penikmat senja, izinkan aku untuk mulai bermimpi,
Kelak kau akan menjadi milikku, membantuku menyelesaikan tanda tanya yang selama ini kucari-cari,
Aku harap kau dan aku menjadi sepasang yang saling memperjuangkan,
Mnjadi sepasang yang saling menguatkan.
“Tetaplah menjadi senja yang selalu kutunggu,
Meski ia tidak jingga, meski kelabu, aku tidak peduli,
Dan, seandainya pun waktu kembali ke masa lalu,
Aku akan tetap menunggumu”
Komentar
Posting Komentar