Sebuah Tanya
Setelah menghabiskan dua gelas kopi yang aku racik sendiri,
Aku dapati sebuah keputusan untuk mencari tahu lebih jauh ,
Tentang siapa sosok lelaki yang kemarin jalan bersamamu,
Lelaki yang telah berhasil membuat hatiku patah,
Lelaki yang membuat hari-hariku selanjutnya penuh akan tanda tanya.
Setelah melakukan investigasi panjang dan riset yang tidak sembarangan,
Senang sekali rasanya, ketika aku mendapatkan sebuah kenyataan,
Bahwa lelaki itu bukanlah kekasihmu,
Kesenangan yang mungkin sedikit jahat,
Karena aku sedang bersenang-senang di atas kesedihan orang lain,
Kebahagiaan yang mungkin agak egois,
Karena berbahagia diatas kedukaan orang lain.
Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa,
Aku sama saja seperti sosok lelaki yang kemarin bersamamu,
Ingin merasakan kebahagiaan yang diperoleh darimu,
Namun pada kenyataannya,
Aku dan dia mengharapkan satu wanita yang sama,
Aku dapati informasi bahwa ternyata dia yang kemarin bersamamu,
Bukanlah orang yang mengisi hatimu,
Dia hanya orang yang menyukaimu,
Mungkin sama persis dengan apa yang aku rasakan,
Namun perasaan lelaki itu tak menemui balasan, kau sama sekali tidak menyukainya,
Kau tidak merasakan hal yang sama seperti apa yang ia rasakan,
Bahkan kau baru saja menolaknya beberapa hari lalu tatkala mengutarakan cinta di sebuah cafe tengah kota .
Lantas bagaimana dengan nasibku nanti ?
Apakah aku akan merasakan nasib yang sama dengan yang lelaki itu rasakan?
Ia yang sudah acap kali bersamamu saja tidak kau izinkan masuk ke dalam hatimu
Bagaimana dengan aku yang mengajakmu berbicara secara langsung saja masih malu-malu?
Bagaimana dengan aku yang mendekatkan diri denganmu saja masih ragu-ragu?
Apakah aku bisa mendapatkanmu ?
Apakah aku bisa meluluhkan hatimu ?
Segala pertanyaan buruk tercipta di pikiranku,
Sekuat tenaga aku singkirkan pertanyaan yang mengacaukan jalan pikiranku,
Sekuat tenaga aku singkirkan pertanyaan yang mengacaukan jalan pikiranku,
Aku memilih untuk tidak menghiraukan segala macam pertanyaan yang tercipta di pikiranku,
Disini aku akan tetap berkomitmen pada tekad awalku,
Disini aku akan tetap berkomitmen pada tekad awalku,
Tetap mencoba menyikapi permasalahan ini dengan positif,
Mungkin saja saat ini kau memang sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun,
Atau memang kau menganggap lelaki itu belum cukup baik untuk menjadi kekasihmu .
Apakah aku harus menyatakan cintaku padamu
Bagaimana jika pada kenyataan nya kau menolakku ?
Bagaimana jika kau tidak membalas perasaanku ?
Bagaimana jika apa yang aku rasakan, kau malah tak pernah merasakannya ?
Bagaimana jika nanti aku menyatakan rasa, kau malah marah dan menjauhiku ?
Atau bagaimana jika kau terlalu nyaman dengan menganggapku hanya sebagai seorang teman saja ?
Dari sekian banyak pertanyaan yang tercipta,
Bohong sekali jika aku tidak takut dengan kenyataan pahit yang akan menimpaku,
Bohong sekali jika aku tidak takut dengan kenyataan pahit yang akan menimpaku,
Aku takut jika hal-hal buruk yang aku fikirkan benar-benar terjadi.
Bagaimana mungkin jika nantinya aku harus menjalani hari-hariku tanpa melihat senyummu?
Bagaimana mungkin hariku akan tewarnai tanpa ada kau disampingku?
Bagaimana mungkin aku bisa bernafas tanpa mengecap bau wewangian dari tubuhmu ?
Bagiku kau adalah perasaan paling hangat di musim dingin,
Kau adalah pelangi terindah di musim penghujan, mau adalah angin paling sejuk di musim panas,
Dan kau memberikan ketenangan di kala badai.
“Jika kau memutuskan untuk jatuh cinta,
Itu berarti kau juga sudah siap dengan segala resikonya,
Jika tidak sanggup dengan segala resiko yang ada,
Lebih baik tidak usah jatuh cinta saja”
Yeye... Lanjutkann boskuhhh
BalasHapusTerimakasih kak indaah :)
Hapus