Langsung ke konten utama

Kali Keenam

Senja dan matamu


Kau tahu?
Senja tidak lagi sama seperti saat sebelum kedatanganmu,
Sebelum kedatanganmu, senja tidak pernah menarik,
Tidak pernah aku nikmati lagi rutinitas wajib menatap senja yang biasa aku lakukan sebelum kedatanganmu,
Namun sekarang senja akan kembali lagi pada masa emasnya,
Menatap senja bersamamu, sembari menyeruput kopi yang tersaji di atas meja,
Akan menjadi kebiasaan paling indah di masa-masa yang akan datang.


Untuk waktu sesore ini,
Aku hanya berharap kau bersedia berhenti sejenak dari rutinitas padatmu,
Aku ingin kau mengintip dari balik jendela kaca yang mulai berembun,
Disana ada banyak rindu yang hadir bersama cahaya senja dan rintik hujan kali ini,
Aku menitip setiap detik rinduku yang tertuju padamu,
Semoga kau menemuinya dengan penuh sukacita.


Saat malam menyingsing,
Aku menyampaikan pesan dari balik kegelapan untukmu,
“Tidurlah”, jangan tidur terlalu malam,
Itu tidak baik untuk kesehatanmu,
Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu .


Malam ini aku akan menuliskan segala tentangmu,
Tentang segala hal yang bukan saja tentang cinta,
Tapi tentang segala hal yang mampu membuatku menjadi lebih berharga,
Kau tahu siapa orangnya? tak lain adalah dirimu,a
Kau membuat malamku terasa lebih panjang, karena ada kau yang hadir di dalam pikiranku,
Aku ingin menulis segala proses dari awal aku mengenalmu, hingga nanti bisa menjadi kekasihmu,
Itu pun jika kau mempunyai keinginan yang sama dengan keinginanku.


Pada genggaman tanganmu,
Ada sesuatu yang telah lama aku cari-cari,
Ada sesuatu yang ingin sekali aku jumpai,
Kau memiliki segala hal yang sejak dulu ingin aku temui,
Di dalam tubuhmu,
Ada hati yang ingin sekali aku miliki,
Pada dirimu,
Ada kebahagiaan yang telah lama aku nanti,
Aku harap,
Semesta akan selalu membersamai tentang segala hal yang menjadi mimpi.


Untuk sekarang,
Aku akan sangat menyukai waktu-waktu sebelum pagi menjelang,
Sebab di subuh yang dingin, aku akan bisa bebas memikirkanmu,
Tanpa rasa cemas akan ada orang lain yang juga memkirkanmu,
Di waktu subuh sebelum pagi menjelang,
Adalah hal yang tepat untuk menigirimkan pesan cinta untukmu,
Sebab ribuan kunang-kunang akan membantuku menyampaikan pesan itu padamu.


Aku harap sebelum kedatanganku,
Tidak ada lagi sosok lelaki lain yang juga menginginkanmu,
Disini aku sedang mempersiapkan rasa dengan bersungguh-sungguh,
Aku akan akan datang dan menyentuh organ paling sensitif yang berada di tengah-tengah tubuhmu,
Aku ingin kau paham,
Bahwa kau terlalu indah untuk hanya kupandangi dari jauh,
Kau adalah keyakinan atas segala keraguanku, padamu, hatiku sudah berlabuh.





“Hidup adalah serangkaian pertemuan,
Pertemuan denganmu adalah salah satunya,
Semoga pertemuan kita tidak menjadi kesengajaan semata,
Semoga pertemuan kita menghasilkan sebuah kisah ”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu

 Sore tadi mendung, dan seketika hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba, diatas kendaraan roda dua yang kukendarai, sekelebat kenangan menerobos masuk begitu saja tanpa permisi. Kita memang seperti hitam dan putih ya ? Jujur, sampai saat ini aku masih belum mengerti, mengapa dulu kau izinkan orang yang hidupnya sehampa aku masuk ke dalam hidup yang begitu ramai. Aku tak mengerti mengapa dulu kau berikan aku banyak perbincangan baik dan kopi yang hangat. Dan aku lebih tidak mengerti mengapa setelah itu semuanya lepas seperti benang yang sengaja diputus, kertas yang sengaja dirobek tanpa pernah memberi penjelasan mengapa semuanya harus dilakukan. Aku ingat, kau ingat tidak ? Dulu, kau pernah mengingatkan aku. Yang nadanya se-khawatir ini : “Kalau udah sampai rumah, ngabarin itu gapapa loh yaa” Yang kemudian aku balas dengan senyum sepanjang hari dalam diri. Lantas, sekarang mengapa nada nya menjadi sepilu ini : “Kau apa kabar ? aku dengar kau sedang sakit. Semoga lekas sembuh ya Ann” Yang c

Permulaan

Bagi sebagian orang, malam selalu menjadi waktu terbaik untuk merebahkan lelah setelah seharian bergulat pada kerja, untukku tidak demikian. Malam adalah waktu terbaik untuk aku bercerita dan mendengarkan ceritamu. Setiap malam, setelah tubuh berada di ujung lelah, kau hadir walau hanya lewat suara.  Kau bercerita tentang bagaimana harimu, tentang sebanyak apa kegelisahan-kegelisahan yang kau temui sepanjang hari. Aku dengan antusias mendengar setiap untaian kata yang kau bicarakan. Setelah semua hal dirasa selesai, kau pamit untuk melanjutkan cerita ini dari dalam mimpi. Aku mengiyakan sembari menitipkan sepucuk rindu dari balik awan, berharap akan kau temui besok pagi dari balik tumbuhan yang kau rawat dengan sepenuh hati.  Kufikir, setelah perbincangan-perbincangan sebelum tidur yang rutin kita lakukan, selepas aku menjadi tempat segala keluh kesahmu tercurah, aku akan menjadi satu-satunya di hatimu. Kau bercerita tentang banyak hal, tentang kesalahan di masa lalu yang tidak akan ka

Memaknai Rinjani #1

"AWAL” Setelah berhasil menginjakkan kaki di puncak berapi tertinggi di Indonesia (Kerinci 3805 Mdpl). Kemudian dilanjutkan dengan puncak berapi tertinggi ketiga (Semeru 3676 Mdpl). Perasaan untuk menyambung silaturahmi ke tanah berapi tertinggi kedua (Rinjani 3726 Mdpl) pun hadir. Ada perasaan yang sulit sekali untuk diterjemahkan, entah mengapa Rinjani selalu membuat mata terpanah ketika melihat keindahan alam nya, walaupun hanya dari layar kaca. Semua berawal dari bulan April, 2020. Saya menghubungi beberapa orang kawan untuk ikut serta, gayung bersambut, ternyata kami punya impian yang sama. Waktu berjalan, rencana awal mendaki di bulan Juni harus pupus karena pandemi, dengan berat hati kami coba mengikhlaskan. Semula tidak ada niatan untuk mengubah jadwal pendakian, tapi seiring waktu berjalan, rencana yang hancur disusun lagi puing demi puing, Desember, adalah waktu yang kami pilih untuk mengunjungi Rinjani ! Seminggu sebelum berangkat banyak sekali halang rintang yang mengh