Langsung ke konten utama

Kali Keempat

 Masuk Ke Duniamu


Suasana malam yang langitnya di hiasi bintang-bintang,
Ditemani dengan sinar rembulan yang memancarkan sinar cahaya terang,
Adalah pengantar jalanku untuk mencoba jauh lebih dekat denganmu.


Melalui sapaan selamat malam yang tertulis di layar ponselku,
Aku menjumpaimu dengan mengirimkan sebuah pesan singkat ke kontak ponselmu,
Aku mendapatkan nya dari sebuah obrolan lewat direct message di instagram milikmu,
Kau pun menyambut pesanku dengan sebuah balasan,
Setelah itu kita saling berbalas pesan dan tenggelam dalam perbincangan hingga tengah malam,
Aku yang mengawali perbincangan kita dengan kalimat sapaan selamat malam, 
Berhasil mengantarkan kita pada obrolan-obrolan panjang,
Pesan-pesan yang aku terima darimu,
Menjadi pemandangan yang menghiasi layar ponselku di setiap hari-hari berikutnya.


Sapaan selamat pagi akhir-akhir ini menjadi penyemangat di awal hariku yang dingin,
Ponsel menjadi hal utama yang harus aku temui di waktu paling pagi setelah bangun tidurku,
Jaga kesehatan yang terucap dari mulutmu, adalah pengingat paling ampuh yang termuat di dimensi otakku,
Kalimat yang menjadi lawan atas segala jenis penyakit yang akan merasuk ke dalam tubuhku,
Imgatan soal jangan lupa makan menjadi alarm paling merdu yang pernah aku dengar,
Begitu pun juga dengan ucapan selamat tidur yang menjadi kalimat paling menenangkan di penghujung hariku,
Menjadi kalimat yang menghantarkan mimpi tentangmu dalam tidur nyenyakku .


Aku tidak tahu,
Segala hal yang berhubungan tentangmu, selalu saja indah untukku.
Di dalam relung hati yang paling dalam, aku seringkali bertanya,

Apakah kau jawaban atas segala harapanku?

Mungkinkah kau tanggapan atas doa-doa yang selalu aku panjatkan di sepertiga malam?

Balasan dari keinginan-keinginan diri yang selama ini aku impikan?

Atau kesimpulan atas pertanyaan yang selama ini aku jadikan objek pembicaraan dengan tuhan?


Bintang yang bersinar malam ini membantuku mendapatkan sebuah keputusan,
Sejak saat ini, aku akan memulai perjuangan panjang untuk mendapatkan jawaban,
Jawaban atas segala pertanyaan yang membelenggu di dalam fikiran dan hatiku,
Aku akan menyiapkan segala hal yang diperlukan , dalam perjalanan untuk merengkuh kebahgaiaan bersamamu,
Selain tekad yang kuat, aku juga membutuhkan mental yang hebat,
Untuk berjaga-jaga jika seandainya di tengah perjalanan nanti,
Aku mendapatkan sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.


Semoga kelak, aku berhasil menciptakan sebuah kalimat penuh makna untuk sama-sama kita sematkan,
Yang awalnya aku dan kau menjadi kita,
Merubah kebiasaanku menatap senja yang sering kali aku lakukan sendiri, menjadi berdua denganmu,
Menikmati udara sore tak lagi sunyi, karena aku akan bertemankan sosok dirimu,
Perjuangan berat dalam menjalani hidup, tidak akan seberat sebelumnya,
Karena akan ada kau tempat untuk aku mengadu.


Tunggu aku disana,
Aku akan datang dengan membawa segala hal yang aku punya,
Tunggu aku disana,
Aku akan datang membawa ribuan kasih sayang yang beralaskan ketenangan,
Tunggu aku disana,
Aku akan datang setelah segala persiapan untuk merengkuhmu sudah aku punya,
Jangan lelah menunggu kedatanganku,
Jangan pula menolak kedatanganku,
Izinkan aku masuk untuk sekali ini saja. 


Semoga inginku dan inginmu sama,
Semoga harapku dan harapmu sama,
Aku harap doaku dan doamu sama-sama riuh di penghujung malam, 
Kau adalah amin-amin sepertiga malam yang senantiasa aku kumandangkan,
Menjadi perbincangan yang paling sering aku obrolkan di tengah hening malam dengan tuhan,
Kau menjadi isi dari doa-doa yang aku lantunkan hingga fajar menjelang.


Aku tidak pernah bisa mengelak,
Aku yakin bahwa kau adalah sosok gadis yang akan membawaku pada kebahagian di setiap harinya,
Seorang gadis yang akan menghapuskan segala lelahku selepas bekerja,
Menjadi seseorang yang selalu hadir menemaniku di saat suka dan duka,
Kau adalah orang yang selama ini aku butuhkan ,
Umtuk melengkapkan segala kekurangan,
Menjadi pengingat ketika aku hilang arah,
Menjadi tempat mengadu atas segala keluh dan kesah yang mendera,
Kau adalah orang yang akan menyepurnakanku,
Kau yang aku yakini untuk bisa menggenapkan yang ganjil dan melengkapi yang kurang.





“Aku memandangmu tanpa perlu menatap,
Aku mendengarmu tanpa perlu alat,
Aku menemui tanpa perlu hadir,
Dan untuk saat ini bolehkah aku hadir mimpimu ? ”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu

 Sore tadi mendung, dan seketika hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba, diatas kendaraan roda dua yang kukendarai, sekelebat kenangan menerobos masuk begitu saja tanpa permisi. Kita memang seperti hitam dan putih ya ? Jujur, sampai saat ini aku masih belum mengerti, mengapa dulu kau izinkan orang yang hidupnya sehampa aku masuk ke dalam hidup yang begitu ramai. Aku tak mengerti mengapa dulu kau berikan aku banyak perbincangan baik dan kopi yang hangat. Dan aku lebih tidak mengerti mengapa setelah itu semuanya lepas seperti benang yang sengaja diputus, kertas yang sengaja dirobek tanpa pernah memberi penjelasan mengapa semuanya harus dilakukan. Aku ingat, kau ingat tidak ? Dulu, kau pernah mengingatkan aku. Yang nadanya se-khawatir ini : “Kalau udah sampai rumah, ngabarin itu gapapa loh yaa” Yang kemudian aku balas dengan senyum sepanjang hari dalam diri. Lantas, sekarang mengapa nada nya menjadi sepilu ini : “Kau apa kabar ? aku dengar kau sedang sakit. Semoga lekas sembuh ya Ann” Yang c

Permulaan

Bagi sebagian orang, malam selalu menjadi waktu terbaik untuk merebahkan lelah setelah seharian bergulat pada kerja, untukku tidak demikian. Malam adalah waktu terbaik untuk aku bercerita dan mendengarkan ceritamu. Setiap malam, setelah tubuh berada di ujung lelah, kau hadir walau hanya lewat suara.  Kau bercerita tentang bagaimana harimu, tentang sebanyak apa kegelisahan-kegelisahan yang kau temui sepanjang hari. Aku dengan antusias mendengar setiap untaian kata yang kau bicarakan. Setelah semua hal dirasa selesai, kau pamit untuk melanjutkan cerita ini dari dalam mimpi. Aku mengiyakan sembari menitipkan sepucuk rindu dari balik awan, berharap akan kau temui besok pagi dari balik tumbuhan yang kau rawat dengan sepenuh hati.  Kufikir, setelah perbincangan-perbincangan sebelum tidur yang rutin kita lakukan, selepas aku menjadi tempat segala keluh kesahmu tercurah, aku akan menjadi satu-satunya di hatimu. Kau bercerita tentang banyak hal, tentang kesalahan di masa lalu yang tidak akan ka

Memaknai Rinjani #1

"AWAL” Setelah berhasil menginjakkan kaki di puncak berapi tertinggi di Indonesia (Kerinci 3805 Mdpl). Kemudian dilanjutkan dengan puncak berapi tertinggi ketiga (Semeru 3676 Mdpl). Perasaan untuk menyambung silaturahmi ke tanah berapi tertinggi kedua (Rinjani 3726 Mdpl) pun hadir. Ada perasaan yang sulit sekali untuk diterjemahkan, entah mengapa Rinjani selalu membuat mata terpanah ketika melihat keindahan alam nya, walaupun hanya dari layar kaca. Semua berawal dari bulan April, 2020. Saya menghubungi beberapa orang kawan untuk ikut serta, gayung bersambut, ternyata kami punya impian yang sama. Waktu berjalan, rencana awal mendaki di bulan Juni harus pupus karena pandemi, dengan berat hati kami coba mengikhlaskan. Semula tidak ada niatan untuk mengubah jadwal pendakian, tapi seiring waktu berjalan, rencana yang hancur disusun lagi puing demi puing, Desember, adalah waktu yang kami pilih untuk mengunjungi Rinjani ! Seminggu sebelum berangkat banyak sekali halang rintang yang mengh