“PULANG”
Langkah kaki terbilang berat, tapi mau tidak mau kami harus segera turun agar tidak kemalaman di jalan, semua berjalan lancar hingga akhirnya hal yang tidak diinginkan terjadi. hari sudah gelap, sementara kami masih berada di pos 3, tidak lama setelahnya hujan mengguyur dengan intensitas lebat, lelah, kesal, dingin menghiasi suasana, dengan tenaga yang tersisa kami tetap berjalan. Suasana mistis semakin menjadi-jadi, selain cuaca yang mendukung, kami juga merasa ada yang salah dengan perjalanan ini, estimasi yang sudah direncakan meleset jauh, kami merasa berputar-putar pada jalan yang sama, entah karena halusinasi akibat lelah, atau memang ada sesuatu yang salah. Hingga akhirnya jam 9 kami keluar dari mencekamnya hutan kerinci, tiba di pos langsung mengambil motor dan melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Setelah kesana kemari, penginapan tak kunjung ditemukan, perut yang teramat lapar membuat situasi tidak kondusif, amarah gampang sekali keluar, akhirnya kami mampir di rumah makan yang sederhana dengan harga yang lumayan mahal, kami makan nasi putih dengan sambal dendang asap, lumayan untuk menambah tenaga dan memperbaiki suasana.
Setelahnya kami turun dari dataran tinggi kerinci, menuju sungai penuh untuk mencari penginapan. Lagi-lagi tidak ditemukan, sempat ketemu namun untung kami cepat menyadari, karena ternyata tempat yang ditawarkan, kami duga merupakan tempat manusia-manusia tidak normal bergumul (banci). Akhirnya tepat pada tengah malam kami ketemu tempat penginapan yang cukup nyaman, Musolla pom bensin, setelah izin dengan pihak pom, kami diperkenankan untuk beristirahat disana, agak beruntung, karena lima menit setelahnya ada rombongan lain yang juga berniat untuk menginap. Saya tidak bersih-bersih, masih terjaga mengawasi motor dan kawan-kawan, tapi karena sudah teramat lelah, akhirnya jatuh dan tertidur pulas.
Jam 7 pagi kami sudah bergagas bangun, cuci muka dan bersiap pulang menju rumah, target kami adalah Rumah. Jalanan yang sepi membuat perjalanan menjadi lancar, kami tiba di kabupaten muko-muko pada siang hari dan mampir untuk salat Jumat, setelahnya berjalan lagi hingga tiba di kota Bengkulu jam 8 malam, mampir di warung makan untuk mengisi tenaga, kemudian melanjutkan perjalanan, sedikit terjadi musibah karena handphone salah seorang teman kami jatuh dan terlindas mobil, hingga akhirnya tepat pada tengah malam, saya tiba di rumah, menyalami orang tua dan pamit untuk tidur.
Bagi saya sendiri perjalanan Kerinci begitu memberikan banyak arti dan pelajaran, hal ini tidak akan pernah terlupakan.
Teruntuk MrSanjaya, Novran, Dewa, Dori, Gusti, Deygo, Erik, Habib, Ari, Ferizka, Selvi, terima kasih banyak sudah menjadi rekan, sahabat pendakian yang luar biasa, tanpa kalian perjalanan ini tidak akan pernah berhasil dilakukan. Berjalan bersama kalian menjadikan saya menjadi seseorang yang lebih dewasa.
Teruntuk Tri Julia, Aziz Keriting terima kasih banyak sudah menyambut kedatangan saya dengan teramat hangat, jasa kalian abadi.
Teruntuk Mba Fitri, Mas-mas dari Ketahun, kalian adalah teman baru yang menyenangkan, semoga kita masih bisa bertemu di pendakian-pendakian selanjutnya.
Sekian cerita perjalanan saya, semoga bisa bermanfaat untuk kalian yang membacanya.
Salam Lestari,
Peluk hangat dan jabat erat.
Akhmardiansa (Bude)
Komentar
Posting Komentar