Gunung Kaba.
Akan selalu menjadi Cinta pertama saya.
Teringat betul, Penghujung Oktober tahun 2013, ditengah hegemoni peringatan sumpah pemuda, berbarengan dengan booming nya film 5 cm. Keinginan untuk mendaki Gunung membuncah di dalam dada.
Membayangkan, mendaki bersama sahabat-sahabat terbaik dan berdiri di atas Gunung sana, gagah sekali pastinya.
Waktu berjalan dengan berbagai persiapan yang ala kadar, langkah diayunkan menuju tempat yang teramat diidamkan. Berbekal tumpangan mobil bak terbuka, saya dan beberapa kawan yang mengagumkan berangkat dengan penuh semangat. Panas terik tak menjadi masalah, yang terpenting kami harus segera tiba.
Pendakian dimulai jam setengah enam sore, cuaca cerah sekali. Setelah selesai membereskan persyaratan simaksi yang kala itu hanya Rp. 2.500. Saya dan kawan-kawan menyusuri lebatnya hutan Gunung Kaba, berbekal hp nokia, salah seorang kawan menghidupkan lagu Rahasia Hati milik Nidji, dan Di atas awan yang dinyanyikan oleh band yang sama.
Malam menyambut tatkala tiba di Kuba satu, gelap dan tak ada yang bisa dilihat, selain suara orang-orang dan langkah-langkah yang terlihat samar dipeluk gelapnya malam. Tenda A/Pramuka didirikan, tanpa alas terpal ataupun semacamnya, kami duduk, membuat mie dan kopi dengan cara teramat sederhana. Seberesnya Hujan mulai turun, Kapasitas tenda yang hanya untuk 8 Orang, tentu tidak represntatif untuk kami yang berjumlah 11 Orang. Jadilah saat itu beberapa orang dari kami bergadang, mencoba bersahabat dengan angin malam yang menusuk ke dalam tulang.
Di sebelah kami, ada juga beberapa teman yang baru kami kenali, mengobrol seadanya, soal-soal sekolah dan sebagainya. Pagi menjelang, kabut tebal menyelimuti sekitar. Namun tak bertahan lama, angin menyapu kumpulan kabut, kemudian mengganti nya dengan hamparan bukit dan lembah yang membuat mata terpana, Luar biasa! Seketika diri ini takjub dengan hal yang dilihat di depan mata. Memang benar kata orang-orang "Hasil tidak akan mengkhianati usaha".
Jadilah setelah itu saya dan beberapa teman berkeliling, menyusuri sudut-sudut Gunung. Dari Danau Bukit Gajah, Kawah Mati, Kawah Aktif, hingga Puncak tertinggi Gunung Kaba. Kala itu ketinggian nya terpampang jelas, 2010 Mdpl. Namun belakangan tingginya hanya 1938 Mdpl.
Singkat cerita, sejak saat itu. Saya langsung jatuh Cinta dengan Gunung Kaba. Kalau hendak dihitung, sudah hampir 50 kali lebih kaki ini menginjakkan kaki disana. Apakah bosan? Tentu tidak jawabnya.
Gunung Kaba adalah candu, tempat terbaik melepas rindu.
Semogaa kaki ini masih kuat untuk mengulang kembali kesana..
Salam Lestari
Komentar
Posting Komentar