Sebenarnya bukan ingin menghilangkan, tapi biarkan saja rasa ini gugur dengan diri sendiri nya. Aku tahu kalau pilihanku saat ini salah, tapi berjuang dengan ketidakpastian dan jauh dari harapan juga percuma. Manusia mana yang tahan terus-terusan dijadikan opsi dari banyaknya pilihan? Selama berbulan-bulan dengan situasi yang berbeda-beda? Hati ini sudah lelah sekali.
Tanganku bergerak berupaya mencari jalan keluar, tapi sikap dan perhatianmu menghalangiku untuk pergi kemana-mana. Aku yang terlalu bodoh dalam menyikapi rasa? Atau kau yang mampu membawaku pada suasana? Sampai kapan aku akan terus bertahan dengan rasa sakit yang riuh redam?
Aku lelah, bukan lelah untuk berbuat baik. Melainkan lelah menunggu jawaban atas tanda tanya yang kian hari tampak kian panjang. Entah berapa banyak aamiin-aamiin yang aku upayakan di waktu-waktu sepertiga malam.
Aku lambat mengerti bahwa yang aku impikan takkan selalu jadi kenyataan, salah satunya adalah memilikimu. Aku jadi teringat sebuah kalimat "Kalau ada yang datang ke hidup kita – cepat atau lambat – pasti akan pergi". Yang membedakan hanya prosesnya.
Maaf, aku kalah dengan keadaan. aku pamit undur diri, aku putus asa. Bukan untuk menghilang, hanya untuk menyadarkan diri bahwa memang aku harus pulang.
Aku akan beristirahat. sebentar untuk kemudian berjuang lagi.
Kau, sehat-sehat dan jaga diri. Angsa .
Komentar
Posting Komentar